animasi bergerak gif
Gaara

Rabu, 16 April 2014

Pondok Putri Daarun Naajah 'Life Skill' Baru

Tepat hari Ahad, 13 April 2014, santri putri PPDN 'Life Skill' bergotong royong membersihkan sebuah rumah bernomor B 602 di Bukit Beringin blok XII *rumah yang akan menjadi pondok baru bagi kami.
yupz.. habisnya masa kontrak rumah yang menjadi pondok lama kami, membuat kami mau tak mau harus 'angkat kaki' dari sana dan pindah ke pondok baru.

Setelah 'ritual' pembersihan pondok baru, di hari berikutnya Senin, 14 April 2014, kami mengadakan 'bancaan' pondok baru. Diawali dengan pembacaan manakib, kemudian doa bersama dan makan bubur merah serta gorengan yang kami buat sendiri, bersama dengan santri putra.

Letak pondok lama ke pondok baru tak jauh, 'hanya' terpisahkan sebuah tanjakan curam dan belokan tajam ke arah kiri. Sehingga kami harus melalui 'masa2 sulit' selama proses pengangkutan barang2 di hari Selasa, 15 April 2014. :P






Berbeda dengan pondok lama yang bersebelahan dengan tegalan, pondok baru bersebelahan dengan rumah2 warga. Bahkan di depan pondok baru terdapat pos ronda warga. *bakal rame dan bisa bersosialisasi dengan warga lebih mudah *itu brarti attitude pun harus sangat diperhatikan! -_-"

Secara keseluruhan, pondok baru kami lebih luas daripada pondok lama. Dan ada satu hal yang menjadi 'poin plus' dari pondok baru kami, yaitu...... terdapat teras (dak) di bagian belakang pondok yang punya view langsung beratap langit, bukit dan laut ke arah barat laut.


#subhanallah..
bahkan teras trsebut terbilang cukup luas untuk tempat kumpul2 dan malah makin asyik lagii kalau ada teleskop bertengger disana... tiap malam pasti seru kalau bisa observ :3 hhehe #ngarep :P

#1 suasana siang hari


#2 suasana malam hari


#3 suasana shubuh hari



Nah, bertepatan dengan pasca fenomena blood moon kemaren, maka dengan cantiknya full moon kemudian menyapa kami semua. :)

#bulan dan mars yang sedang 'nge.date' di langit timur


#bulan di shubuh hari #menjelang terbenam di langit barat


the conclusion is (semoga) kami bakal betah di pondok baru...... amiin.. :)

Namun, meski punya 'poin plus', ada juga 'poin minus' nya dari pondok baru kami... hheum.. entah mungkin karena letaknya yang di atas, sehingga aliran air agak sulit disini. tidak seperti di pondok lama yang selalu 24 jam non-stop air bisa dengan derasnya mengalir, disini kami -mungkin- perlu sangat menghemat air.. hheum..

but, whatever, hope a better life here.........

^bismillahirrahmanirrahim.... :)

Selasa, 15 April 2014

Siap-Siap Menyambut Sang "Rembulan Merah"

Wah.. wah...
Hari inii d seluruh dunia semakin ramai menyemarakkan fenomena alam yang jarang terjadi menghias langit... yupz.. fenomena 'Blood Moon' begitu menggelegar dan menjadi sebuah mainstream d seluruh dunia terutama bagi wilayah yang bakal kebagian menikmati 'penampakan bulan berdarah' ini..




Apalagi seiring dengan kemajuan teknologi yang membuat informasi bisa saja menyebar secara cepat hanya dalam kedipan mata, menelusup ke berbagai media sosial dan web browser.. hanya dengan mengetik keyword 'gerhana', mesin pencari macam mbah Google pun menempatkan berita gerhana bulan total 15 April atau Blood Moon pun berada d paling atas. Apalagi dengan keyword 'fenomena blood moon', jelas sudah berita bertuliskan NASA berada dalam deret teratas *udah kayak tangga lagu aja yaa.. hhihii..

Nah, emang yaa, fren.. fenomena langka inii emang 'sesuatu' banget dan sayang sekali kalau harus d lewatkan gitu aja.. namun, di Indonesia sendiri fenomena ini hanya bisa dinikmati di sebagian wilayah saja seperti Indonesia bagian tengah dan timur.. untuk temen2 yang ada di bagian barat jangan sedih, yaa... sekarang juga masih ada cukup waktu untuk mengejar pesawat menuju timur kok.. hhehe :P


Fenomena Blood Moon di Indonesia

Mengutip dari postingan Ma'rufin Sudibyo (Koordinator BHR Kebumen) tentang fenomena Blood Moon d Indonesia -> selengkapnya di Ma'rufin Sudibyo atau di http://ekliptika.wordpress.com/2014/04/12/gerhana-bulan-total-15-april-2014-dan-letusan-gunung-kelud/



Peta wilayah Gerhana Bulan Total 15 April 2014 untuk Indonesia. Garis U4 adalah garis dimana kontak akhir umbra bertepatan dengan saat Bulan terbit setempat, sementara garis P4 adalah garis saat kontak akhir penumbra bertepatan dengan saat Bulan terbit setempat. B1-U = wilayah yang dapat menyaksikan gerhana semenjak Bulan terbit hingga akhir gerhana baik secara kasat mata (umbra) maupun tidak (penumbra). B1-P = wilayah yang dapat menyaksikan gerhana sejak Bulan terbit hingga akhir gerhana hanya secara tak kasat mata (penumbra). Dan C = wilayah yang tak dapat menyaksikan gerhana sama sekali.

Dan secara keseluruhan, wilayah yang kebagian fenomena ini -> lihat peta oleh Ma'rufin Sudibyo



Selanjutnya, menurut NASA, dalam rentang waktu selama 6 bulan, diprediksi akan terjadi fenomena Blood Moon kembali sebanyak 3 kali setelah yang akan terjadi pada hari ini Selasa, 15 April 2014, kemudian 8 Oktober 2014, 4 April 2015 dan 28 September 2015.

Terus, nih, ya, fren.... fenomena Blood Moon ini sendiri mengapa disebut dengan 'Bulan Berdarah' karena warna kenampakan bulan saat gerhana yang berwarna merah sebagai akibat dari pengaruh warna merah planet Mars yang pada saat itu posisi Mars tengah berada di titik terdekat dengan Bumi. :)

Oke, fren... siap2 yaaa untuk menyambut Sang "Rembulan Merah" ;)
*meskipun daerah timur-tengah Indonesia hanya kebagian tahap akhir gerhana saat bulan terbit.. T.T
#rentang waktu kurang lebih setengah jam dari waktu terbit bulan d Indonesia timur sampai dengan kontak akhir (17:01 WIB - 17:37 WIB)

Mading Perdana di Tanggal Cantik ;)

14.04.14
*tanggal cantik penuh keceriaan ^_^

Sebelumnya tepat pada hari Jumat, 10.04.14 keluarga besar Falak reguler 2013 mengadakan rapat luar biasa untuk yang kesekian kalinya.. *ciaahh-kali ini guna membahas sesuatu yang tak kalah luar biasanya dari kegiatan yang sudah-sudah..

yupz.. yaitu Mading HMJ perdana dari kelas kami..
rapat yang berlangsung singkat itu alhamdulillah cukup efektif membicarakan segala sesuatunya mulai dari 'nama', 'menu', 'desain' sekaligus pengukuhan 'tim mading' secara struktural dan pembagian tugas yang bertanggungjawab di masing-masing 'menu'.

*draft awal desain mading *coret2 lantai :P


Berlanjut ke hari-hari selanjutnya.........
sampai pada hari Ahad, 13.04.14 sore ketika mentari mulai menyembunyikan sinarnya malu-malu, kami berangkat menuju kampus dan mengotak-atik papan yang bertengger mematung di depan gedung M. #Papan Mading HMJ Falak *katanya *nah lho? -> manut




Setelah dirasa cukup kami menempelkan desain mading dan 'apa yang sudah ada', kami pun memutuskan untuk pulang dan akan kembali menempelkan 'apa yang belum ada' keesokan harinya...


Esoknyaaaa.....
14.04.14
pagii2 kami berangkat kuliah dengan semangat membawa 'menu'2 yang telah disiapkan dan akhirnya berhasil diselesaikan menjelang adzan Dhuhur. :) alhamdulillah...
dan beginipun hasilnya........


tadaaaaaaa....!!!!!!!!!!!! (/^o^)/

yeeee... prok prok prok....
akhirnya mading kami bisa terbit tepat waktu dan semoga bisa memberikan kepuasan kepada para pminat baca mading.......... amin.. ;)

#menu2 mading :
 - Saksi -SAlam redaKSI
 -'Apa Kata Mereka?' : Membumikan Ilmu Falak
 - LipUt -Liputan Utama : rukyah awal bulan Jumadil Akhir 1435 H
 - LipSus - Liputan Khusus : Pelatihan Teleskop Dadakan
 - 'Kado Antariksa' : Fenomena Kumandang Adzan Tiada Henti di Seluruh Dunia
 - 'Dunia Khayal' : Cerpen & Puisi
 - Resi -Resensi buku-buku Falak

so pasti lezat banget (y) apalagi gratis :P
hhehe....

ayo semangat yaa buat semuanya... ;) -ingin tau komentar2 mading kami..?? open it n check it out..!!

Sabtu, 12 April 2014

Kajian Puskalafalak I

Pasca tes seleksi penerimaan tim magang II Puskalafalak (Pusat Kajian dan Layanan Falakiyah) Fakultas Syariah IAIN Walisongo dan Puskala pra-magang's day, secara resmi kegiatan intensif tim magang II Puskalafalak dimulai hari ini, Jumat, 11 April 2014*, dengan jadwal kegiatan intensif yang dijadwalkan 2 kali seminggu, setiap hari Selasa dan Jumat pukul 15.30 WIB, tentunya pun dengan materi kajian berbeda dan bertahap serta pemateri yang berbeda pula.

Praktis, kegiatan intensif hari ini menjadi kegiatan kajian perdana bagi tim magang II. Materi kajian yang diberikan yaitu mengupas tuntas buah karya seorang mahasiswa S1 Ilmu Falak semester 8, (sebut saja) mas Fahrin, berupa instrumen pengukur arah kiblat dengan menggunakan laser yang disebut Qibla Laser.



Berbeda dengan instrumen falak lainnya, seperti Mizwala, Istiwaaini atau bahkan Theodolit, Qibla Laser menawarkan kepraktisan penggunaan dan keekonomisan yang mudah dijangkau oleh semua kalangan dalam pengaplikasiannya. Berangkat dari kelemahan-kelemahan yang ditemukan dari instrumen yang sudah ada, sang pemilik ide kemudian mencoba untuk menciptakan sebuah instrumen baru dengan harapan mampu "menyempurnakan" instrumen pengukur arah kiblat dalam ranah keilmuan Ilmu Falak.

Mengapa disebut "menyempurnakan"..?
Karena bila Mizwala maupun Istiwaaini hanya bisa digunakan pada siang hari disebabkan penggunaannya membutuhkan bayangan matahari, maka Qibla Laser bisa digunakan kapanpun sekalipun pada malam hari. Karena dalam perhitungannya, tidak hanya menggunakan azimuth matahari, namun juga bisa menggunakan azimuth benda-benda langit lainnya, semisal bulan maupun planet-planet yang lain-yang nampak pada malam hari. Begitupun dengan instrumen lain semisal Theodolit. Dalam penggunaan theodolit, dilakukan perhitungan-perhitungan digital sehingga membutuhkan instrumen-instrumen modern lainnya sebagai penunjang, seperti teleskop dan lain sebagainya. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor yang dianggap sedikit "ribet" oleh masyarakat secara umum. Karena kekurang-praktisan instrumen-instrumen 'berat' dan tentunya harga yang kurang terjangkau secara luas di kalangan masyarakat mengingat instrumen yang digunakan terbilang modern.

Singkatnya, setelah pemateri menyampaikan pemaparan-sekaligus diselingi dengan diskusi ringan, tanya jawab seputar instrumen, tim magang II-yang dibagi menjadi 4 kelompok-kemudian merapat dalam kelompok masing-masing, untuk selanjutnya tiap kelompok akan dibimbing dan diskusi secara "privat" mengenai Qibla Laser.



"Privat" per kelompok pun rampung dengan ditutup oleh kelompok terakhir, kelompok 4. Dan bukan Puskalafalak namanya kalau tim magangnya tidak membawa pulang "buah tangan" setelah kajian. Kali ini tim magang II mendapat tugas (per kelompok) me-resume apa yang sudah didapat dari kupasan tuntas Qibla Laser. ;) (jangan lupa dikumpulkan di kajian selanjutnya di hari Selasa! ;))

Tetap semangat ya teman-teman.. :)
tunjukkan bahwa tim magang II bisa mewujudkan 'Puskala Charter' dan berhasil membuat manisnya 'kue kesuksesan'.. (baca di http://chepoey.wordpress.com/2014/04/06/kue-kesuksesan-ala-tim-magang-ii-puskalafalak/ dan http://chepoey.wordpress.com/2014/04/09/puskalafalak-charter/)


#eksis dulu yaa.. :P #kelompok 2 bersama Qibla Laser




*sebenarnya, seharusnya kegiatan dimulai sejak hari Selasa, 8 April 2014, namun dikarenakan pemateri berhalangan hadir-sedang di luar kota-sehingga kegiatan baru bisa dimulai pada hari Jumat, 11 April 2014.

^untuk kegiatan puskala selanjutnya, tim magang II ditantang untuk 'meramaikan' fenomena Gerhana Bulan Darah atau 'Blood Red Moon' pada hari Senin, 14 April mendatang. Tentunya dengan tugas yang telah dibagikan kepada masing-masing kelompok mengenai kajian Gerhana Bulan baik dalam perspektif syar'i, astronomis maupun sosial kemasyarakatan.


Jumat, 04 April 2014

Kolom Dosen : Bagai Dua Sisi Mata Uang, Mahasiswa Dan Demokrasi

                Rabu, 9 April 2014 adalah saat yang ditunggu oleh sebagian rakyat Indonesia, tapi juga sebagai hari yang dianggap biasa saja oleh sebagian lain masyarakat Indonesia. Siapakah yang menunggu hari pencoblosan para wakil rakyat itu?? Dan siapa pula yang menganggap “cuek” hari pemilihan umum itu?? Pertanyaan yang saat ini jawabannya masih berupa asumsi dan perlu dibuktikan pada 9 April mendatang. Asumsi, bukan didasarkan ‘omong kosong’ dalam sebuah ‘pepesan kosong’ belaka. Menurut data dari Lingkaran Survei Indonesia, tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 1999 mencapai 93,33%, Pemilu 2004 turun menjadi 84,9%, dan Pemilu 2009 turun lagi menjadi 70,99%. Pemilu 2014, diprediksi hanya tinggal 54%, namun prediksi optimis Lingkaran Survei Indonesia (LSI) masih pada angka 60%. Prediksi ini tidak hanya didasarkan pada pileg saja, namun juga didasarkan pada data-data yang diperoleh dari pemilukada di berbagai daerah di Indonesia.
Bila ditilik ke belakang, sungguh ironis sekali, dimana pada tahun 1999, gelegar pemilu sangat terasa sejak tergulingnya rezim orde baru dan reformasi Indonesia. Munculnya partai-partai baru dan tokoh-tokoh politik baru yang mengklaim dirinya ‘reformis’ mendapatkan kepercayaan tersendiri dalam masyarakat. Mereka berbondong-bondong meninggalkan aktivitas dan pekerjaannya untuk berpanas-panasan menggelar konvoi kampanye, seolah sebuah kebanggaan dapat mengusung bendera dan lambang partai yang mereka pilih. Seluruh TPS penuh sampai dengan penghitungan suara yang riuh dengan tepukan tangan para pemilih yang menjagokan masing-masing partainya. Sebuah kebanggaan menjadi KPPS dan panitia pemilihan di TPS, seluruh RT, RW, dusun dan dukuh di desa-desa marak dengan aktivitas pencoblosan. Namun apa yang terjadi pada pemilu-pemilu berikutnya, meningkatnya angka golput menjadi salah satu alasan TPS sepi dan partisipasi pemilih menurun.
Di Yogyakarta, puluhan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa menolak pemilu 2014 di pertigaan kampus UIN Sunan Kalijaga. Mereka mencorat-coret jalan dan pagar kampus dengan tulisan 'Tolak Pemilu 2014', serta membakar kaos warna putih bertuliskan 'Tolak Pemilu 2014' yang bergambar kotak suara. Sedangkan di Kota Semarang, Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) berunjuk rasa menolak pelaksanaan pemilu borjuasi 2014 karena dinilai hanya merupakan pesta untuk kaum elite dan semakin menyengsarakan rakyat. Belasan mahasiwa yang berunjuk rasa terlihat membawa spanduk dan poster yang antara lain bertuliskan "Tolak Pemilu Borjuasi 2014", "Bangun Alat Politik Kerakyatan, Tinggalkan Partai-Partai Elit", "Pemilu 2014 Pestanya Kaum Modal", dan "Pemilu Elit 2014=Bencana Nasional". Menurut mereka, alasan para mahasiswa menolak pemilu borjuasi 2014 karena agenda tersebut hanya dimanfaatkan kapitalis untuk mengintervensi dengan memasukkan kepentingan yang lebih berpihak pada kaum modal.
Realitas yang sangat disayangkan, ketika mahasiswa yang dianggap sebagai generasi penerus bangsa yang masih memiliki idealisme berpolitik, independent dan memiliki kemungkinan kontribusi yang sangat luas atas pesta demokrasi tersebut, justru memberikan sikap provokasi politik yang dapat membawa pengaruh tidak baik bagi generasinya yang akan membawa efek domino bagib perkembangan demokrasi di Indonesia. Golput adalah permasalahan besar bangsa ini dalam tahun politik seperti ini dan menjadi tugas seluruh masyarakat untuk mengembalikan eksistensi demokrasi pada kedaulatan suara rakyat. Permasalahan golput bukan hanya sampai tidak tercoblosnya surat suara oleh pemilih, namun lebih kepada penyebab masyarakat memberikan pilihan politik menjadi ‘golongan putih’. Bisa jadi, golput yang akan memenangkan pemilu 2014 dan akan sangat terlambat bila sosialisasi ‘say no to golput’ baru didengung-dengungkan sekarang. Sejak wara wirinya para legislatif di ranah hukum karena menjadi tersangka, bahkan terpidana berbagai kasus suap dan korupsi, tingginya biaya berpolitik di Indonesia, budaya nepotisme, budaya money politics, pemilihan langsung dan sistem pemilihan umum yang inkonsistensi seolah tak punya jati diri, menjadi ‘lingkaran setan’ yang tidak mudah diurai dan dicari dimana awal dan akhirnya.
Berdasarkan data Komisi Pemilihan Umum, jumlah pemilih yang terdaftar untuk pemilu tahun 2014 adalah sejumlah 186.612.255 orang penduduk Indonesia. Dari jumlah tersebut 20-30%nya adalah Pemilih Pemula. Pemilih Pemula ini terdiri dari mahasiswa dan siswa SMA yang akan menggunakan hak pilihnya pertama kali di tahun 2014 nanti. Pemilih Pemula dianggap memiliki karakteristik yang berbeda karena cenderung kritis, mandiri, independen, anti status quo atau tidak puas dengan kemapanan, pro perubahan dan sebagainya. Karakteristrik itu cukup kondusif untuk membangun komunitas pemilih cerdas dalam pemilu yakni pemilih yang memiliki pertimbangan rasional dalam menentukan pilihannya. Pemilihan umum masih dianggap sebagai pesta demokrasi seluruh rakyat Indonesia. Gerakan “Rock the Vote Indonesia” yang menggelar kegiatan sosialisasi pemilihan umum di berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan penyatuan komitmen menjadi pemilih yang cerdas dan kritis. Antusiasme tersebut tampak di kampus-kampus di seluruh Indonesia. Salah satunya adalah yang telah diselenggarakan di IAIN Walisongo Semarang. Seluruh civitas akademika mendukung kegiatan yang diselenggarakan oleh Center for Election and Political Party (CEPP IAIN Walisongo). Kegiatan tersebut adalah bentuk kontribusi nyata dukungan dunia kampus dan seluruh civitas akademika untuk menyukseskan pemilu 9 April 2014 mendatang, dengan mengusung pemilih-pemilih pemula yang cerdas dan kritis, anti golput dan siap menjadi agent of vote Indonesia
Peranan Mahasiswa dalam mendorong transparansi penyelenggaraan Pemilu diperlukan sebagai bagian dari komponen masyarakat yang berkepentingan langsung dengan  proses dan hasil pemilu yang kredibel. Sebab mahasiswa selalu diposisikan sebagai  kelompok penting dalam masyarakat yang dicirikan dengan  sikap kritis dan independen  dan dalam konteks Pemilu peranan itu dapat diaplikasikan antara lain melakukan kerja-kerja pengawasan setiap tahapan Pemilu pada semua tingkatan penyelenggaraan Pemilu baik nasional maupun daerah. Pengawasan ini menjadi andil penting karena pengawasan formil oleh lembaga pengawas Pemilu sering terbatas area dan cakupannya. Selain itu dengan melakukan pendidikan dan penyadaran pemilih untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam Pemilu dan mengadakan advokasi terhadap kasus-kasus kecurangan Pemilu melalui saluran kelembagaan yang ada.


(Novita Dewi Masyithoh, S.H., M.H. adalah Dosen Fakultas Syariah IAIN Walisongo dan Pengurus Centre for Election and Political Party IAIN Walisongo)

Instrumen kita : TELESKOP :)



Teleskop termasuk alat instrumen pengamatan yang berfungsi mengumpulkan radiasi eletromagnetik dan sekaligus membentuk citra dari benda yang diamati. Terleskop merupakan alat terpenting dalam pengamatan astronomi. Gallileo diakui menjadi yang pertama dalam menggunakan teleskop untuk astronomis. Pada awalnya teleskop dibuat hanya dalam rentang panjang gelombang radio, namun setelah tahun 1945 dan hingga kini teleskop meliput seluruh spektrum elektromagnetik setelah makin majunya penjelajahan angkasa setelah tahun 1960.

Menurut penuturan bapak Ali Maftukin, S.H.I, Sekjen Astrofisika sekaligus Staf Ahli Hisab Rukyah KEMENAG RI di kediaman bapak KH. Ahmad Izzuddin dalam  pelatihan intensif falak yang diikuti oleh mahasiswa Falak semester 2 program reguler IAIN Walisongo (15/3), bahwa teleskop juga merupakan alat untuk membantu hisab rukyah umat Islam di Indonesia terutama untuk mengamati benda-benda langit seperti bulan dan lain-lainnya.

Teleskop optik biasa digunakan untuk mengumpulkan cahaya atau memfokuskan cahaya, terutama spektrum cahaya tampak dari spektrum elektromagnetik (meskipun ada beberapa yang juga bekerja mengumpulkan sinar inframerah dan ultraviolet). Teleskop optik digunakan untuk memperbesar dan memperjelas bentuk obyek yang berada pada jarak yang jauh.

Ada 3 jenis teleskop optik, yaitu :
1.    Teleskop Refraktor adalah teleskop pembiasaan yang menggunakan lensa cembung untuk membentuk sebuah gambar.
2.    Teleskop Reflektor adalah teleskop pemantulan yang menggunakan susunan cermin cekung untuk membentuk sebuah gambar.
3.    Teleskop Katadioptri adalah teleskop yang menggunakan kombinasi antara cermin cekung dengan lensa cembung untuk membentuk sebuah gambar.

Bagian-bagian teleskop
A. Tabung Teleskop
Tabung optik utama merupakan tempat terletaknya cermin utama dengan diameter 8 inci, walaupun terdapat penutup tabung tetapi karena tidak ada kaca pelindung di bagian atas tabung, maka cermin dapat terkontaminasi hal apapun dengan sangat mudah. Oleh karena itu tabung optik harus diperlakukan secara hati-hati.

B. Finderscope
Teleskop kecil yang terpasang pada tabung utama.

C.Eyepice
    Berfungsi sebagai lensa okuler pada sistem teleskop optik.

D. Monthing
Monthing merupakan sistem penggerak utama pada teleskop secara rinci. Bagian-bagian yang ada pada monthing adalah sebagai berikut :
Ø  Klem dan kenop pengatur lintang / altitude
Berfungsi untuk mengatur sudut koordinat lintang setempat.
Ø  Tutup sumbu polar (polar cap)
Berfungsi untuk melihat arah utara-selatan.
Ø    Skala ketinggian lintang
   Berfungsi untuk menunjukkan posisi lintang pengamat.
Ø  Klem deklinasi dan sudut jam
Kedua klem ini digunakan ketika mengubah posisi teleskop pada arah deklinasi.
Ø  Port koneksi
Di bagian port koneksi terdapat koneksi AC, port koneksi Star Book dan saklar power untuk menyalakan teleskop.
Ø  Pemberat arah sudut jam (counterweight HA)
Berguna sebagai penyeimbang pada arah sudut jam, terpasang pada batang pemberat (counterweight HA).

       E. Half-pillar
Berfungsi untuk menaikkan posisi monthing agar instrumen yang terpasang pada tabung teleskop dan tiang pemberat tidak tebentur tripod ketika teleskop digunakan.

F. Tripod
Bagian fondasi yang paling bawah dari sistem teleskop, bisa dikatakan kaki teleskop. Oleh sebab itu harus dipastikan agar tripod ini berdiri kokoh sebelum memasang bagian yang lain diatas tripod.

G. Star Book
Berfungsi untuk menggerakan secara otomatis setelah powernya dinyalakan.

 H.  Peralatan lain
Perlengkapan teleskop lainnya biasanya berupa adaptor AC beserta kabel untuk menghubungkan teleskop dengan sumber AC. Selain itu ada satu buah koper perlengkapan yang berisi eyepiece dengan berbagai panjang fokus, diagonal, kotak baterai dan obeng serta kunci heksa.

Pelatihan Teleskop Dadakan

Belum pernah terbesit sebelumnya dalam benak kami, mahasiswa Ilmu Falak semester 2 program reguler IAIN Walisongo secara langsung bisa ‘menyentuh’ sebuah teleskop. Kesempatan itu kemudian bisa kami rasakan pada hari Sabtu, 15 Maret 2014. Dengan tanpa perencanaan sebelumnya atau bisa dikatakan secara mendadak, pelatihan teleskop diadakan atas instruksi dari dosen mata kuliah Fiqh Hisab Rukyah kami, Dr. K.H. Ahmad Izzuddin, M.Ag, yang bertempat di kediaman beliau.

Meskipun diadakan secara mendadak, pelatihan yang berlangsung mulai pukul 09.00 WIB ini bisa dikatakan lancar dan sukses, karena pembimbing pelatihan teleskop, dalam hal ini kami dibimbing oleh Ali Maftukin, S.H.I, Sekjen Astrofisika sekaligus Staf Ahli Hisab Rukyah KEMENAG RI, sudah ahli di bidang teleskop. Selain itu antusiasme 28 orang peserta yang tak lain adalah mahasiswa Ilmu Falak semester 2 program reguler IAIN Walisongo, sangat tinggi untuk bisa menguasai teleskop menjadi faktor penunjang kelancaran dan kesuksesan pelatihan tersebut.

Dalam pelatihan, pembimbing selain memberikan materi dasar mengenai teleskop, seperti pengenalan instrumen, pemasangan dan penyelingan serta tata cara pengoperasian teleskop, beliau juga meminta kepada peserta untuk praktek secara langsung. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai urut NIM, kemudian secara bergilir melakukan praktek mengoperasikan teleskop secara langsung.

       Setelah semua dirasa cukup paham, pembimbing pun mengakhiri pelatihan teleskop pada pukul 11.30 WIB. “Terima kasih kepada para peserta yang sudah mau meluangkan waktu untuk mengikuti pelatihan ini, semoga ilmunya bermanfaat bagi kita semua dan mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyampaian, semoga dapat bertemu di kesempatan lainnya”, pungkasnya.

Selasa, 01 April 2014

Kalender 2033 M ^mata kuliah Kajian Kitab Falak


Hunting Hilal Beramai-Ramai di Pantai Kartini


Senin (31/3), boleh jadi merupakan tanggal “merah” pertanda peringatan Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1936) bagi umat Hindu. Namun, di tanggal yang sama, “nyepi” tidak berlaku bagi mahasiswa Ilmu Falak semester 2 program reguler IAIN Walisongo. Melalui program Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Falak, mahasiswa tergabung dalam satu tim untuk melaksanakan Rukyatul Hilal Awal Bulan Jumadil Akhir 1435 H di Pantai Kartini Jepara.
Dilengkapi dengan alat-alat pendukung pelaksanaan rukyah, seperti teleskop dan theodolit, rombongan tim yang berjumlah 28 orang peserta beserta 3 orang pendamping, berangkat dari kampus hijau IAIN Walisongo sekitar pukul 10.00 WIB menggunakan bus kampus. Dalam perjalanan menuju lokasi, rombongan tim sempat terhambat oleh macet di daerah Mijen, Kabupaten Demak dan Welahan, Kabupaten Jepara, karena jalan rusak. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat rombongan untuk terus melanjutkan perjalanan, bahkan menyempatkan bertandang ke Makam Sunan Kalijaga untuk ziarah.
Sesampainya di lokasi, sekitar pukul 14.30 WIB, rombongan tim sejenak berbenah diri, menyetorkan hati keharibaan sang Ilahi di masjid Pantai Kartini. Berharap agar hilal sore ini mau men-show up dirinya. Di lokasi “eksekusi”—anjungan dekat patung kura-kura, rombongan tim ternyata tidak sendiri dalam melaksanakan rukyah. Terdapat 2 rombongan tim lain yang ikut meramaikan kegiatan rukyah, berasal dari para siswa kelas XI Ponpes Muhammadiyah Lemah Gunung, Kudus dan Divisi Rukyah Misbah Al-Huda Jepara.
Berdasarkan data hilal yang telah dirumuskan oleh Tim Ahli, ketinggian hilal awal bulan Jumadil Akhir 1435 H pada saat ghurub, pukul 17:41:10 WIB sudah memenuhi kriteria imkanur rukyah, yaitu sampai 06° 13' 23,68", sehingga bisa sangat dimungkinkan hilal terlihat. Terlebih lagi nilai elongasi—yang mempengaruhi ketebalan hilal—cukup bagus, yaitu 08° 40' 56,92". Namun, faktor alam di suatu tempat juga dapat mempengaruhi terlihat atau tidaknya hilal, seperti yang terjadi dalam kegiatan rukyah ini, sangat disayangkan hilal tidak terlihat karena terhalang awan tebal dengan ketinggian sampai 5° di atas ufuk.
Kendati demikian, kegiatan ini dinilai positif dan sangat diapresiasi oleh banyak pihak. Meskipun tim perukyah terbilang masih “muda”—mahasiswa semester 2—namun, semangat untuk melaksanakan rukyah sangat tinggi. Penguasaan teknik merukyah dan pemasangan alat-alat pun dinilai cukup bagus oleh M. Syauqi Nahwandi, mahasiswa Ilmu Falak angkatan 2009, selaku pembimbing kegiatan rukyah ini.
Mari hidupkan semangat menghidupkan ilmu Falak..!


Annake Harijadi Noor (Mahasiswa Ilmu Falak semester 2 program reguler IAIN Walisongo, Anggota Dep. PSDM HMJ Ilmu Falak IAIN Walisongo)

LPJ Kegiatan Rukyatul Hilal Awal Bulan Jumadil Akhir 1435 H

A.           BERITA ACARA RUKYATUL HILAL AWAL BULAN JUMADIL AKHIR 1435 H

Lokasi                         : Pantai Kartini Jepara Jawa Tengah
Koordinat                    : -06° 35’ 13,71” LS, 110° 38’ 37,4” BT
Tinggi Tempat             : 5 mdpl.

1.         Awal Bulan                 : Selasa Kliwon, 1 April 2014
2.         Ijtima’                         : Senin Wage, 31 Maret 2014
3.         Waktu Ijtima’              : 01:45:28,94 WIB
4.         Ghurub                        : 17:41:10,13 WIB
5.         Umur Bulan                : 15j 55m 41,19d
6.         Tinggi Hilal Hakiki     : 06° 00' 38,23"
7.         Tinggi Hilal Mar’i       : 06° 13' 23,68"
8.         Azimut Matahari         : 274° 11' 43,26"
9.         Azimut Bulan              : 279° 13' 10,56"
10.       Posisi Hilal                  : 05° 01' 27,30" (Sebelah Utara Matahari)
11.       Elongasi                      : 08° 40' 56,92"
12.       Lama Hilal                  : 00j 27m 38,57d
13.       Cahaya Hilal               : 0,5753 %
14.       Hilal Terbenam            : 18:08:48,70 WIB




Keadaan Hilal Awal Jumadil Akhir 1435 H Pantai Kartini Jepara
Jam
Hilal Mar'i
Elongasi
Azimuth Matahari
Azimuth Bulan
Umur Bulan
17
0
0
15° 54' 21,32"
08° 19' 06,73"
275° 26' 21,12"
280° 35' 29,39"
39j 14m 31,06d
17
5
0
14° 43' 28,88"
08° 21' 45,74"
275° 16' 42,14"
280° 24' 20,56"
39j 19m 31,06d
17
10
0
13° 32' 38,45"
08° 24' 24,78"
275° 07' 14,09"
280° 13' 32,42"
39j 24m 31,06d
17
15
0
12° 21' 50,94"
08° 27' 03,86"
274° 57' 56,35"
280° 03' 04,14"
39j 29m 31,06d
17
20
0
11° 11' 07,55"
08° 29' 42,96"
274° 48' 48,34"
279° 52' 54,91"
39j 34m 31,06d
17
25
0
10° 00' 29,93"
08° 32' 22,10"
274° 39' 49,47"
279° 43' 04,00"
39j 39m 31,06d
17
30
0
08° 50' 00,44"
08° 35' 01,26"
274° 30' 59,23"
279° 33' 30,72"
39j 44m 31,06d
17
35
0
07° 39' 42,65"
08° 37' 40,46"
274° 22' 17,07"
279° 24' 14,42"
15j 49m 31,06d
17
40
0
06° 29' 42,20"
08° 40' 19,69"
274° 13' 42,51"
279° 15' 14,48"
15j 54m 31,06d
17
41
10
06° 13' 23,68"
08° 40' 56,92"
274° 11' 43,26"
279° 13' 10,56"
15j 55m 41,19d
17
42
0
06° 01' 48,80"
08° 41' 23,39"
274° 10' 18,70"
279° 11' 42,96"
15j 56m 31,06d
17
44
0
05° 34' 00,48"
08° 42' 27,09"
274° 06' 56,00"
279° 08' 13,94"
15j 58m 31,06d
17
46
0
05° 06' 18,34"
08° 43' 30,80"
274° 03' 34,38"
279° 04' 47,37"
16j 00m 31,06d
17
48
0
04° 38' 43,80"
08° 44' 34,51"
274° 00' 13,80"
279° 01' 23,23"
16j 02m 31,06d
17
50
0
04° 11' 18,72"
08° 45' 38,23"
273° 56' 54,25"
278° 58' 01,49"
16j 04m 31,06d
17
52
0
03° 44' 05,57"
08° 46' 41,95"
273° 53' 35,68"
278° 54' 42,11"
16j 06m 31,06d
17
54
0
03° 17' 07,66"
08° 47' 45,68"
273° 50' 18,08"
278° 51' 25,07"
16j 08m 31,06d
17
56
0
02° 50' 29,49"
08° 48' 49,41"
273° 47' 01,42"
278° 48' 10,33"
16j 10m 31,06d
17
58
0
02° 24' 17,25"
08° 49' 53,14"
273° 43' 45,66"
278° 44' 57,87"
16j 12m 31,06d
18
0
0
01° 32' 46,80"
08° 19' 06,73"
273° 39' 32,90"
278° 27' 48,69"
16j 14m 31,06d
18
2
0
01° 08' 57,68"
08° 20' 10,33"
273° 36' 18,83"
278° 24' 43,13"
16j 16m 31,06d
18
4
0
00° 41' 58,54"
08° 21' 13,94"
273° 33' 05,57"
278° 21' 39,69"
16j 18m 31,06d
18
6
0
00° 08' 27,61"
08° 22' 17,55"
273° 29' 53,11"
278° 18' 38,36"
16j 20m 31,06d
18
8
49
-00° 36' 51,96"
08° 23' 46,98"
273° 25' 23,84"
278° 14' 26,95"
16j 23m 19,76d
18
10
0
-00° 55' 32,56"
08° 24' 24,78"
273° 23' 30,47"
278° 12' 41,91"
16j 24m 31,06d
18
15
0
-02° 12' 04,27"
08° 27' 03,86"
273° 15' 36,18"
278° 05' 27,75"
16j 29m 31,06d
18
20
0
-03° 26' 33,63"
08° 29' 42,96"
273° 07' 45,96"
277° 58' 25,98"
16j 34m 31,06d
18
25
0
-04° 39' 57,09"
08° 32' 22,10"
272° 59' 59,42"
277° 51' 36,27"
16j 39m 31,06d
18
30
0
-05° 52' 41,90"
08° 35' 01,26"
272° 52' 16,16"
277° 44' 58,36"
16j 44m 31,06d
18
35
0
-07° 05' 02,32"
08° 37' 40,46"
272° 44' 35,81"
277° 38' 31,97"
16j 49m 31,06d
18
40
0
-08° 17' 06,40"
08° 40' 19,69"
272° 36' 57,96"
277° 32' 16,88"
16j 54m 31,06d
18
45
0
-09° 28' 58,94"
08° 42' 58,95"
272° 29' 22,23"
277° 26' 12,88"
16j 59m 31,06d
18
50
0
-10° 40' 42,98"
08° 45' 38,23"
272° 21' 48,24"
277° 20' 19,77"
17j 04m 31,06d
18
55
0
-11° 52' 20,53"
08° 48' 17,54"
272° 14' 15,58"
277° 14' 37,39"
17j 09m 31,06d




Hasil Kegiatan Rukyah :
Ketinggian hilal awal bulan Jumadil Akhir 1435 H sudah memenuhi kriteria imkanur rukyah, yaitu sampai 06° 13' 23,68", sehingga bisa sangat dimungkinkan hilal terlihat. Terlebih lagi nilai elongasi—yang mempengaruhi ketebalan hilal—cukup bagus, yaitu 08° 40' 56,92". Namun, faktor alam di suatu tempat juga dapat mempengaruhi terlihat atau tidaknya hilal, seperti yang terjadi dalam kegiatan rukyah ini, berlokasi di Pantai Kartini Jepara, hilal tidak terlihat karena terhalang awan tebal dengan ketinggian sampai 5° di atas ufuk.

Tim Perukyah                          : Mahasiswa Ilmu Falak semester 2 program reguler IAIN
  Walisongo*
Pembimbing                            : M. Syauqi Nahwandi
Pendamping                            : Moelki Fahmi Ardiansyah (Koord. PSDM)
Penanggungjawab Umum       : Muhammad Najib (Ketua Umum HMJ Ilmu Falak)
PJ Kegiatan Rukyah               : Laksmiyanti Annake Harijadi Noor



Semarang, 31 Maret 2014


*terlampir


B.            SUSUNAN KEPANITIAAN TIM PERUKYAH

1.             Koordinator         : Muhammad Himmatur Riza
2.             Tim Ahli               : a. Muhammad Farid Azmi
  b. Ahmad Zubaer
3.             Bendahara            : Nur Rohmah
4.             Akomodasi           : a. Muchamad Khoirul Ibad
b. Nur Hidayat
c. Khoirul Anas
5.             Dokumentasi        : a. Iqnaul Umam Ashidiqi
  b. Muhammad Rifqi Hasan
6.             Humas                  : Akhmad Fawaid Asshidiq