animasi bergerak gif
Gaara

Rabu, 30 Oktober 2013

segurat tekad di 29 10 13

saat mata kuliah tauhid, gedung G2, tengah berlangsung...

dimana langit yang agak kelabu, menggantung awan hitam-abu..
dimana satu tekad telah tercoret di atas secarik kertas 'rencana' kehidupan..
dengan harap-harap cemas kepada Sang Pemberi kertas kehidupan..
berharap agar diridhai..

ikhtiar dan doa yg beriringan..

tingginya IP memang pintu yang mengantarkan pada cepatnya kelulusan..
tapii bukan IP yang dicari..
bukan IP yang menjadi nomer 1 dalam kehidupan perkuliahan..
IP bukan segalanya..
tetapii.. tulus ikhlasnya niat dalam kuliah.. tulus ikhlasnya dalam menuntut ilmu..

MAN JADDA WA JADA
kesungguhan yg mengantarkan pada kesuksesan..
selama kesungguhan itu ada, insya Allah IP pasti akan mengikuti..

semester 1 ini IP ku harus di atas 3,5 !!!
supaya semester 2 aku bisa ambil 24 SKS !!!

supaya aku bisa lulus S1 dengan CEPAT..
dan aku bisa cepat melanjutkan ke S2..

AMIIN..
ridhai hamba ya Allah..


^annake - hamba Allah yg selalu mengharap ridhaNya

Selasa, 29 Oktober 2013

makalah mata kuliah Astronomi I milikku (tapii sayang yaa guys, gambar dalam makalah inii ga ke-copy k postingan.. :[ )

FENOMENA ALAM YANG TERJADI SEBAGAI
KONSEKUENSI PERGERAKAN BUMI

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Astronomi I
Dosen Pengampu : DR. Rupi’I Amri, M.Ag

 



Oleh :
Laksmiyanti Annake Harijadi Noor
NIM : 132611003


PROGRAM STUDI ILMU FALAK
FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG

2013


BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan berbagai peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Fenomena alam yang terjadi terutama di atas permukaan bumi tempat manusia tinggal, pada mulanya menimbulkan berbagai pertanyaan yang kemudian mendorong manusia untuk menyingkapnya. Pemikiran-pemikiran bermunculan mulai dari pemikiran sangat sederhana hingga pemikiran kompleks, akibat zaman yang semakin berkembang.
Setelah sedemikian panjang proses pencarian dan penyingkapan, diketahuilah bahwa fenomena alam yang terjadi di bumi merupakan konsekuensi dari pergerakan bumi itu sendiri. Beragam pergerakan bumi mengakibatkan beragam fenomena alam pula. Seperti terbit tenggelam benda langit yang diakibatkan oleh gerak rotasi bumi, perubahan tata musim akibat adanya gerak revolusi bumi dan lain sebagainya.
Dewasa ini, begitu banyak literatur yang dapat dijadikan rujukan atau referensi mengenai hal ini. Begitupun dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan penjelasan kembali mengenai pergerakan-pergerakan bumi dan fenomena alam yang ditimbulkannya.

B.            Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.             Bagaimana dan apa saja ragam pergerakan bumi?
2.             Bagaimana pengaruh pergerakan bumi terhadap fenomena alam yang terjadi?



BAB II
PENGARUH PERGERAKAN BUMI TERHADAP FENOMENA ALAM

A.           Ragam Pergerakan Bumi
Dalam perjalanannya, bumi tidaklah diam, melainkan melakukan beragam pergerakan yang kemudian dapat menimbulkan beragam fenomena alam. Sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Adz Dzariyat (51) : 20 mengenai tanda-tandaNya yang terdapat di bumi.
وَفِي الْأَرْضِ آيَاتٌ لِلْمُوقِنِينَ
”Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin.”
Diantaranya terdapat 5 pergerakan yang dilakukan bumi sekaligus, yaitu:
1.             Rotasi
Gerak rotasi adalah gerak bumi mengitari porosnya sendiri. Bumi berotasi dari barat ke timur dengan sekali putaran sebesar 360° ditempuh dalam waktu 23 jam 56 menit 4 detik.
Bukti bahwa bumi berotasi ; ayunan Foucault, percobaan Benzenberg dan Reich.

·                   Ayunan Foucault
Pada tahun 1851, Foucault mengadakan percobaan pendulum (bandul) yang diikatkan (digantungkan) pada puncak bangunan tinggi. Agar bandul yang diayunkan arahnya tetap, maka dipakai patokan bintang spica (bintang tetap). Ternyata setelah diamati, setiap 6 jam bandul mempunyai gerak yang berbeda.[1]
 
·                   Percobaan Benzenberg dan Reich
Benzenberg (1802) mengadakan percobaan dengan menjatuhkan sebuah peluru logam dari puncak menara. Ternyata peluru itu tidak jatuh persis dibawahnya, namun agak melenceng ke arah timur. Hal itu membuktikan bahwa bumi berotasi dari barat ke timur.
Reich (1831) juga melakukan percobaan yang serupa pada sebuah lubang pertambangan, dan ternyata hal yang serupa didapatkan.[2]

2.             Revolusi
Gerak revolusi adalah gerak bumi mengelilingi matahari pada bidang orbitnya. Selama mengelilingi matahari, poros bumi selalu miring membentuk sudut 23,5° terhadap garis yang tegak lurus ekliptika (bidang orbit). Bumi berevolusi dari barat ke timur dengan sekali putaran penuh ditempuh dalam waktu 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik.
Bukti bahwa bumi berevolusi ; gejala paralaksis bintang dan aberasi cahaya bintang.
·                   Gejala paralaksis bintang
Paralaks (beda lihat) bintang adalah pergeseran kedudukan bintang yang dekat ke bumi terhadap latar belakang bintang-bintang yang lebih jauh disebabkan oleh pengamat di bumi mengubah kedudukannya.[3]

·                   Aberasi cahaya bintang
Aberasi cahaya bintang merupakan perpindahan cahaya tampak dari sebuah bintang. Peristiwa aberasi cahaya bintang dapat dianalogikan dengan aberasi tetes air hujan yang menimpa seorang pemakai payung. Ketika orang tersebut diam, maka ia akan mengamati bahwa tetes air hujan jatuh tegak lurus mengenai payung. Tetapi ketika orang tersebut bergerak (berjalan), tetes air hujan akan tampak jatuh miring dan seolah-seolah akan terciprat.

3.             Presesi

Gerak presesi adalah pergerakan poros bumi terhadap bidang ekliptika yang disebabkan oleh gravitasi matahari. Bergerak searah jarum jam terhadap vertikal selama 25.800 tahun.[4]

4.             Nutasi
Gerak nutasi adalah pergerakan poros bumi pada presesi yang bergelombang akibat gravitasi bulan. Tiap gelombang ditempuh selama 18,66 tahun. Gerak nutasi mengakibatkan berubahnya permukaan bumi yang terkena bayang-bayang bulan saat terjadi gerhana matahari.

5.             Apsiden
Gerak apsiden adalah gerak titik aphelium dan perihelium bumi yang bergeser dari timur ke barat. Pereseran ini ditempuh bumi selama 21.000 tahun.[5]

B.            Pengaruh Pergerakan Bumi Terhadap Fenomena Alam yang Terjadi
Berikut akan dijelaskan mengenai pengaruh pergerakan bumi yang hanya mempengaruhi fenomena alam keseharian atau dengan kata lain yang biasa teramati oleh manusia.
1.             Akibat gerak rotasi
·                   Gerak semu harian benda langit
Setiap hari manusia mengamati peredaran benda langit termasuk matahari melintas dari timur ke barat. Pergerakan ini bukan disebabkan oleh pergerakan benda langit tersebut, melainkan disebabkan oleh rotasi bumi yang bergerak dari barat ke timur (berlawanan arah jarum jam).

·                   Pergantian siang dan malam
Firman Allah swt dalam QS. Yunus (10) : 6
إِنَّ فِي اخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَّقُونَ
Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa.
Saat bumi berotasi, belahan bumi yang terkena sinar matahari mengalami siang, sedangkan belahan bumi yang tidak terkena sinar matahari mengalami malam. Begitupun seterusnya selama bumi berotasi.

·                   Pembelokan arah angin
Firman Allah swt dalam QS. Shaad (38) : 36
فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيحَ تَجْرِي بِأَمْرِهِ رُخَاءً حَيْثُ أَصَابَ
“Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya.”
Pergerakan angin di muka bumi tidak semata-mata bergerak searah atau bergerak lurus dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Melainkan berbelok ke arah kanan di belahan bumi utara (BBU) dan ke arah kiri di belahan bumi selatan (BBS) akibat adanya efek gaya Coriolis pada angin yang disebabkan oleh gerak rotasi bumi.
Perubahan pergerakan angin ini kemudian disimpulkan ke dalam sebuah hukum oleh Buys Ballot, yaitu :
                                                          i.              Udara (angin) bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.
                                                        ii.              Di belahan bumi utara angin berbelok ke kanan dan di belahan bumi selatan angin berbelok ke kiri.[6]

2.             Akibat gerak revolusi
·                   Gerak semu tahunan matahari
Gerak semu tahunan matahari merupakan gerak matahari yang seakan-akan berpindah-pindah atau berbolak-balik dari khatulistiwa ke 23,5° LU dan LS setiap tahunnya.

·                   Perubahan lama siang dan malam
QS. Al Hadid (57) : 6
يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَهُوَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati.”
Pada ayat ini Allah swt menerangkan bahwa Dia-lah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam sesuai dengan hikmat dan ketentuan yang dikehendakiNya. Kadang-kadang siang lebih panjang dari malam, kadang-kadang malam lebih panjang dari siang serta kadang-kadang sama panjangnya. DijadikanNya musim panas, musim dingin, musim semi dan musim gugur, yang bermanfaat bagi hambaNya, dan sesuai pula dengan rencanaNya. Dia-lah yang mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi sampai kepada benda yang paling kecil dan Dia mengetahui apa yang tergerak dalam hati hambaNya.[7]
Adanya gerak semu tahunan matahari juga berpengaruh kepada lama siang dan malam di muka bumi. Ketika matahari sampai pada tanggal 21 Maret dan 23 September yaitu ketika matahari berada tepat di garis khatulistiwa, semua tempat di bumi mengalami siang dan malam yang sama panjang, 12 jam.
Namun, ketika matahari berada di GBU pada tanggal 21 Juni, bumi belahan utara akan mengalami siang yang lebih panjang daripada malam. Sebaliknya, belahan bumi selatan mengalami siang yang lebih pendek daripada malam. Sedangkan daerah sekitar lingkaran Kutub Utara akan mengalami siang terus menerus karena mendapat sinar matahari selama 24 jam. Dan sebaliknya, daerah lingkaran Kutub Selatan akan mengalami malam terus menerus karena tidak mendapat sinar matahari selama 24 jam.

·                   Pergantian musim
Revolusi bumi dan kemiringan poros bumi terhadap ekliptika mengakibatkan terjadinya pergantian musim sepanjang tahun di daerah iklim sedang.
Belahan bumi secara bergantian condong ke arah matahari atau menjauhi matahari, sehingga menimbulkan 4 musim yang berbeda.

·                   Pasang surut air laut

Pasang surut air laut merupakan peristiwa naik dan turunnya permukaan air laut yang disebabkan oleh gaya gravitasi matahari dan bulan. Namun, karena posisi bulan yang lebih dekat dengan bumi, pengaruh gravitasi bulan jauh lebih berpengaruh terhadap fenomena pasang surut air laut di bumi.
Meski demikian, ketika kedudukan matahari, bumi dan bulan berada dalam satu garis lurus, resultan gaya gravitasi matahari dan bulan menghasilkan pasang air laut lebih tinggi dan surut yang lebih rendah.

·                   Gerhana bulan dan gerhana matahari
Gerak revolusi bumi juga mengakibatkan adanya peristiwa gerhana bulan dan gerhana matahari di muka bumi.
Gerhana bulan terjadi apabila matahari, bumi dan bulan berada dalam satu garis lurus dengan bulan memasuki umbra (bayang-bayang) bumi (oposisi). Sedangkan gerhana matahari terjadi pada waktu matahari, bumi dan bulan berada dalam satu garis lurus dengan bulan membelakangi bumi sehingga sebagian permukaan bumi yang mengalami gerhana mendapat umbra bulan.

3.             Akibat gerak presesi
·                   Perubahan tata musim
Gerak presesi bumi menyebabkan berubahnya tata musim di muka bumi. Apabila gerak presesi telah menempuh setengah lingkaran dari pergerakan satu putaran penuhnya, perubahan tata musim di muka bumi akan sangat terasa. Dengan tata musim saat ini, yaitu belahan bumi utara pada tanggal 22 Desember sampai 21 Maret biasanya mengalami musim dingin, dan belahan bumi selatan akan mengalami musim panas, maka 13.000 tahun yang akan datang, pada kisaran tanggal yang sama, kedua belahan bumi akan mengalami musim sebaliknya.[8]


BAB III
KESIMPULAN

Dalam perjalanannya, bumi tidaklah diam, melainkan melakukan beragam pergerakan yang kemudian dapat menimbulkan beragam fenomena alam. Diantaranya terdapat 5 pergerakan yang dilakukan bumi sekaligus, yaitu rotasi, revolusi, presesi, nutasi dan apsiden.
Pergerakan bumi yang mempengaruhi fenomena alam keseharian atau dengan kata lain yang biasa teramati oleh manusia, diantaranya :
·                                                                  Akibat rotasi      : gerak semu harian benda langit, pergantian siang dan
  malam, pembelokan arah angin.
·                                                                  Akibat revolusi  : gerak semu tahunan matahari, perubahan lama siang dan
malam, pergantian musim, pasang surut air laut, gerhana
bulan dan gerhana matahari.
·                                                                  Akibat presesi    : perubahan tata musim


PENUTUP

            Demikianlah makalah ini kami buat. Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, baik itu dari segi penulisan, gaya bahasa yang kami paparkan atau juga sistematika pengambilan referensi. Seperti pepatah tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritikan yang bersifat membangun serta saran guna memperbaiki dan mengevaluasi makalah ini.
            Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kami dan bagi semua kalangan pada umumnya. Amin.



DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Erlina. 2011. Pengetahuan Luar Angkasa, Cuaca dan Fenomena Alam. Jogjakarta : Familia.
Becklake, Sue. 2005. Ruang Angkasa. Bandung : Pakar Raya.
Braham, Ian. 2005. Seri Intisari Ilmu : Ruang Angkasa. Jakarta : Erlangga For Kids.
Departemen Agama RI. 1993. Al Quran dan Tafsirnya jilid IX. Semarang : Citra Effhar.
Kanginan, Marthen. 2006. Seribu Pena Fisika SMA jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Kerrod, Robin. Bengkel Ilmu : Astronomi. Jakarta : Esensi.
Marbun. 2004. Ensiklopedia Geografi jilid I. Bogor : Yudhistira.
Mubarok, Hilmi. 2009. Ringkasan Dasar-Dasar Ilmu Falak. Tasikmalaya.
Mubarok, Hilmi. 2011. Ilmu Falak. Tasikmalaya.
Wat, Fiona. 2004. Cuaca dan Iklim. Bandung : Pakar Raya.
Wilkes, Angela. 2003. Ensiklopedia Mini Dunia Kita. Jakarta : Erlangga For Kids.



[2] Ibid.
[3] Marthen Kanginan, Seribu Pena Fisika SMA jilid 2, 2006. Jakarta : Erlangga, hal. 44.
[4] Ibid, hal. 45.
[5] Hilmi Mubarok, Ringkasan Dasar-Dasar Ilmu Falak, 2009. Tasikmalaya.
[6] Op. Cit, hal. 43.
[7] Departemen Agama RI, Al Quran dan Tafsirnya jilid IX, 1993. Semarang : Citra Effhar, hal. 695.
[8] Hilmi Mubarok, Ilmu Falak, 2011. Tasikmalaya. hal. 23.

Rabu, 16 Oktober 2013

Bukan Sekedar Goresan Tinta Biasa

          Tiada hari tanpa menulis. Apapun jenis dan bentuk tulisannya, menulis merupakan kegiatan lumrah sehari-hari semua orang. Mulai dari tulisan sangat sederhana, seperti catatan hutang, sampai tulisan dalam bentuk yang lebih kompleks, seperti skripsi.
Menulis merupakan kegiatan penyampaian ide atau gagasan kepada publik melalui rangkaian kata-kata. Ia lebih abadi dan tidak mudah hilang karena bentuknya berupa tulisan, baik tercetak maupun yang tidak. Berbeda dengan penyampaian ide atau gagasan secara lisan, ia lebih cepat hilang dari ingatan pendengar atau bisa dikatakan penyampaian secara lisan akan cepat menguap seiring berjalannya waktu dan keterbatasan pendengar dalam mengingat.
Urgensi menulis tidak bisa terelakkan bagi setiap lapisan masyarakat. Dewasa ini, para orang tua berbondong-bondong menanamkan dan membekali keterampilan menulis sejak dini kepada anak mereka. Hal ini dibuktikan dengan peran orang tua dalam mengajari dan menyekolahkan anak mereka dengan tujuan agar dapat membaca dan menulis.
Tidak ada alasan bagi generasi muda saat ini untuk tidak menulis. Karena salah satu upaya pengembangan wawasan intelektual dilakukan melalui tulisan. Dalam hal ini tulisan sebagai media perekam ide atau gagasan dengan harapan kemudian bisa diakses oleh generasi berikutnya.
Layaknya para ahli terdahulu yang mengemukakan ide atau gagasan mereka tidak hanya secara lisan, tetapi juga melalui tulisan. Penetapan hukum maupun teori yang hingga kini dapat diterima dan dipakai secara universal oleh generasi-generasi selanjutnya. Karya tulis yang merupakan hasil riset mereka banyak dijadikan rujukan para pelajar masa kini.
Selain itu, menulis juga dapat dijadikan sebagai barometer kemajuan suatu bangsa. Orang-orang terdahulu dalam perjalanannya telah banyak menghasilkan tulisan-tulisan meski masih sangat sederhana, namun hal itu menjadi cikal bakal keilmuan dan menjadi warisan kebudayaan bagi suatu bangsa.
Seperti dalam sebuah contoh kecil, bila seseorang ditanya mengenai kakek buyutnya, cukup namanya saja, misalkan, ia akan kesulitan menjawab dan kebanyakan orang akan menjawab tidak mengetahui atau bahkan tidak mengenal siapa kakek buyutnya. Berbeda bila seseorang ditanya mengenai al-Khawarizmi, misalkan, ia akan dengan mudah dan secara gamblang dapat menjawab siapa al-Khawarizmi. Padahal kita ketahui bahwa al-Khawarizmi hidup jauh dari masa sekarang atau bahkan dari masa kakek buyut orang yang ditanya, yaitu sekitar tahun 780-847 M. Bukan hal aneh ini terjadi, karena tidak ada faktor apapun melainkan karena kakek buyut kebanyakan orang tidak mewariskan sebuah tulisan yang dapat mengenang keberadaannya di masa sekarang, yaitu di masa generasi selanjutnya hidup. Sedangkan al-Khawarizmi telah mewariskan khazanah keilmuannya melalui tulisannya dalam beberapa buku, seperti salah satu bukunya yang berjudul al-Mukhtashar fi Hisabil Jabr wal Muqabalah.
Bukan rahasia lagi, dengan menulis seseorang akan tetap dikenang sepanjang masa. Dan pengaruh tulisan bisa begitu kuat terhadap para pembacanya. Padahal proses untuk membuat sebuah tulisan bisa dikatakan cukup sederhana, hanya membutuhkan keberanian dan ketekunan untuk menuangkan apa yang menjadi ide atau gagasan dalam pikiran.
Keberadaan tulisan pun dirasa cukup efektif sebagai media penyampaian ide atau gagasan dalam beragam bentuk kepada publik, semisal sebagai media dakwah. Proses penyerapan materi dalam sebuah dakwah dinilai ampuh dan lebih mengena bila disampaikan tidak hanya secara lisan, tetapi juga melalui tulisan. Hal ini tentunya juga diimbangi dengan tingkat kesadaran publik akan urgensi membaca.
Karena itu, seseorang yang memiliki kegemaran menulis dan ia berkarir di dunia jurnalistik, khususnya, akan menemukan beragam hal sekaligus dalam hidupnya, yaitu sebagai pelampiasan kegemaran menulisnya dan tentunya sebagai profesi yang akan menghasilkan materi serta hal terpenting di samping itu semua adalah ia akan terkenang karena tulisan yang dihasilkannya.
Demikian sehingga perlu adanya penegasan bahwa menulis itu mudah. Hanya bermodalkan keberanian, tekad serta ketekunan. Semua orang tentu bisa menulis dan dengan tulisan yang dihasilkannya diharapkan bisa membawa manfaat kepada publik. Orang biasa yang bukan siapa-siapa, bisa menjadi luar biasa dan siapa-siapa, salah satunya adalah karena menulis. Sedangkan seseorang yang tidak menulis adalah nothing.

_dan aku pun hingga detik ini,
hingga di huruf terakhir dari tulisan ini, bertekad akan terus menulis agar aku kelak selalu dikenang.
Annake Harijadi Noor.
15.10.13 21:00.

tebak-tebakan tanggal lahir :) *part 3 (tamat)

(...to be continue)
Beranjak ke hari Jumat dimana saya disibukkan dengan persiapan keberangkatan ke Jakarta untuk mengikuti sidang itsbat. Saya belum sempat mencari ‘korban’ kembali. Sampai di hari Ahad, 6 Oktober 2013, hari kepulangan saya ke Semarang, saya mendapatkan seseorang yang menjadi pamungkas atas tugas saya, genap 5 orang. Maaf, ralat, ganjil 5 orang.
Tepat sekitar pukul 19.00 wib, ketika kereta yang saya dan 12 orang teman saya tumpangi masih menggesek rel kota Tegal, saya beraksi, diawali berbasa-basi terlebih dulu dengan seorang perempuan yang kebetulan duduk di sebelah saya.
“Mbak, turun dimana?”
“Semarang,” jawabnya sembari tersenyum.
“Oh, sama, dong, mbak. Poncol, kan?”
“Iya.”
“Mbak sama, kan tadi dari Jakarta? Asli Jakarta?”
“Engga, sih. Aku asli Tanggerang.”
“Di Semarang kuliah? Dimana?”
“Aku di UNDIP.”
“Oh, UNDIP, ya… Semester berapa?”
“Semester 3. Kalau mbak dimana?”
“Aku di IAIN. Jauh, ya dari UNDIP?”
“Iya, sih. Tapi aku belum begitu tau daerah Semarang, bla… bla… bla…”
(untuk percakapan selanjutnya dipotong karena terlalu panjang, mengingat durasi essay yang tersedia terbatas (di TKP saat itu menghabiskan sekitar 5 menit lebih untuk hanya berbasa-basi)).
“Oh iya, mbak. Pernah ditebak tanggal lahir sebelumnya?” saya mulai masuk ke pokok percakapan.
“Ditebak tanggal lahir? Pernah.”
“Oh iya?”
“Tapi dulu, sih. Waktu SMP.”
“Wah? Terus sekarang masih inget gak, mbak?”
“Engga, sih. Udah lupa.”
“Mau coba lagi, gak? Aku bisa nebak tanggal lahir mbak, lho.”
“Boleh, boleh.”
“Coba, ya, mbak hitung, ya, bla, bla, bla…”
Singkat cerita, untuk kesekian kalinya, saya pun berhasil menebak tanggal lahir… tanggal lahir… (siapa?)
“Oh, iya, mbak. Siapa namanya mbak?”
“Zakia,” jawabnya sembari mengajak bersalaman.
“Keke,” saya turut memperkenalkan diri.
Ini sebuah kefatalan yang sangat fatal. Sudah lebih dari 10 menit kami berbincang-bincang tanpa mengetahui nama masing-masing. Dan hanya dalam waktu kurang lebih 5 menit sejak saya memulai basa-basi, saya sudah mengetahui tanggal lahirnya. Sungguh sebuah perkenalan yang aneh. Biasanya orang yang baru berkenalan bertanya nama terlebih dahulu, kemudian alamat. Sama sekali tidak terpikirkan untuk sengaja menanyakan tanggal lahir.
Akhir cerita, Zakia, ‘korban’ terakhir saya yang saya temui dalam kereta menuju Semarang sepulang mengikuti sidang itsbat, bertanggal lahir 31 Maret.
Begitulah jalan panjang menebak tanggal lahir yang telah saya lalui dalam waktu kurang lebih seminggu. Berawal dari teman sekamar sampai seseorang yang baru dikenal dalam perjalanan panjang di atas kereta.
Sungguh luar biasa dan sangat mengesankan ketika seorang laki-laki dalam kereta berkomentar dengan nada bercanda,”Saya dulu juga dukun, lho.”
Benar-benar BTB, Bukan Tugas Biasa.
Give applause and big appreciation to our honorable lecturer. J


*the end :)