animasi bergerak gif
Gaara

Rabu, 16 Oktober 2013

Bukan Sekedar Goresan Tinta Biasa

          Tiada hari tanpa menulis. Apapun jenis dan bentuk tulisannya, menulis merupakan kegiatan lumrah sehari-hari semua orang. Mulai dari tulisan sangat sederhana, seperti catatan hutang, sampai tulisan dalam bentuk yang lebih kompleks, seperti skripsi.
Menulis merupakan kegiatan penyampaian ide atau gagasan kepada publik melalui rangkaian kata-kata. Ia lebih abadi dan tidak mudah hilang karena bentuknya berupa tulisan, baik tercetak maupun yang tidak. Berbeda dengan penyampaian ide atau gagasan secara lisan, ia lebih cepat hilang dari ingatan pendengar atau bisa dikatakan penyampaian secara lisan akan cepat menguap seiring berjalannya waktu dan keterbatasan pendengar dalam mengingat.
Urgensi menulis tidak bisa terelakkan bagi setiap lapisan masyarakat. Dewasa ini, para orang tua berbondong-bondong menanamkan dan membekali keterampilan menulis sejak dini kepada anak mereka. Hal ini dibuktikan dengan peran orang tua dalam mengajari dan menyekolahkan anak mereka dengan tujuan agar dapat membaca dan menulis.
Tidak ada alasan bagi generasi muda saat ini untuk tidak menulis. Karena salah satu upaya pengembangan wawasan intelektual dilakukan melalui tulisan. Dalam hal ini tulisan sebagai media perekam ide atau gagasan dengan harapan kemudian bisa diakses oleh generasi berikutnya.
Layaknya para ahli terdahulu yang mengemukakan ide atau gagasan mereka tidak hanya secara lisan, tetapi juga melalui tulisan. Penetapan hukum maupun teori yang hingga kini dapat diterima dan dipakai secara universal oleh generasi-generasi selanjutnya. Karya tulis yang merupakan hasil riset mereka banyak dijadikan rujukan para pelajar masa kini.
Selain itu, menulis juga dapat dijadikan sebagai barometer kemajuan suatu bangsa. Orang-orang terdahulu dalam perjalanannya telah banyak menghasilkan tulisan-tulisan meski masih sangat sederhana, namun hal itu menjadi cikal bakal keilmuan dan menjadi warisan kebudayaan bagi suatu bangsa.
Seperti dalam sebuah contoh kecil, bila seseorang ditanya mengenai kakek buyutnya, cukup namanya saja, misalkan, ia akan kesulitan menjawab dan kebanyakan orang akan menjawab tidak mengetahui atau bahkan tidak mengenal siapa kakek buyutnya. Berbeda bila seseorang ditanya mengenai al-Khawarizmi, misalkan, ia akan dengan mudah dan secara gamblang dapat menjawab siapa al-Khawarizmi. Padahal kita ketahui bahwa al-Khawarizmi hidup jauh dari masa sekarang atau bahkan dari masa kakek buyut orang yang ditanya, yaitu sekitar tahun 780-847 M. Bukan hal aneh ini terjadi, karena tidak ada faktor apapun melainkan karena kakek buyut kebanyakan orang tidak mewariskan sebuah tulisan yang dapat mengenang keberadaannya di masa sekarang, yaitu di masa generasi selanjutnya hidup. Sedangkan al-Khawarizmi telah mewariskan khazanah keilmuannya melalui tulisannya dalam beberapa buku, seperti salah satu bukunya yang berjudul al-Mukhtashar fi Hisabil Jabr wal Muqabalah.
Bukan rahasia lagi, dengan menulis seseorang akan tetap dikenang sepanjang masa. Dan pengaruh tulisan bisa begitu kuat terhadap para pembacanya. Padahal proses untuk membuat sebuah tulisan bisa dikatakan cukup sederhana, hanya membutuhkan keberanian dan ketekunan untuk menuangkan apa yang menjadi ide atau gagasan dalam pikiran.
Keberadaan tulisan pun dirasa cukup efektif sebagai media penyampaian ide atau gagasan dalam beragam bentuk kepada publik, semisal sebagai media dakwah. Proses penyerapan materi dalam sebuah dakwah dinilai ampuh dan lebih mengena bila disampaikan tidak hanya secara lisan, tetapi juga melalui tulisan. Hal ini tentunya juga diimbangi dengan tingkat kesadaran publik akan urgensi membaca.
Karena itu, seseorang yang memiliki kegemaran menulis dan ia berkarir di dunia jurnalistik, khususnya, akan menemukan beragam hal sekaligus dalam hidupnya, yaitu sebagai pelampiasan kegemaran menulisnya dan tentunya sebagai profesi yang akan menghasilkan materi serta hal terpenting di samping itu semua adalah ia akan terkenang karena tulisan yang dihasilkannya.
Demikian sehingga perlu adanya penegasan bahwa menulis itu mudah. Hanya bermodalkan keberanian, tekad serta ketekunan. Semua orang tentu bisa menulis dan dengan tulisan yang dihasilkannya diharapkan bisa membawa manfaat kepada publik. Orang biasa yang bukan siapa-siapa, bisa menjadi luar biasa dan siapa-siapa, salah satunya adalah karena menulis. Sedangkan seseorang yang tidak menulis adalah nothing.

_dan aku pun hingga detik ini,
hingga di huruf terakhir dari tulisan ini, bertekad akan terus menulis agar aku kelak selalu dikenang.
Annake Harijadi Noor.
15.10.13 21:00.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar