animasi bergerak gif
Gaara

Selasa, 29 Oktober 2013

makalah mata kuliah Astronomi I milikku (tapii sayang yaa guys, gambar dalam makalah inii ga ke-copy k postingan.. :[ )

FENOMENA ALAM YANG TERJADI SEBAGAI
KONSEKUENSI PERGERAKAN BUMI

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Astronomi I
Dosen Pengampu : DR. Rupi’I Amri, M.Ag

 



Oleh :
Laksmiyanti Annake Harijadi Noor
NIM : 132611003


PROGRAM STUDI ILMU FALAK
FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG

2013


BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan berbagai peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Fenomena alam yang terjadi terutama di atas permukaan bumi tempat manusia tinggal, pada mulanya menimbulkan berbagai pertanyaan yang kemudian mendorong manusia untuk menyingkapnya. Pemikiran-pemikiran bermunculan mulai dari pemikiran sangat sederhana hingga pemikiran kompleks, akibat zaman yang semakin berkembang.
Setelah sedemikian panjang proses pencarian dan penyingkapan, diketahuilah bahwa fenomena alam yang terjadi di bumi merupakan konsekuensi dari pergerakan bumi itu sendiri. Beragam pergerakan bumi mengakibatkan beragam fenomena alam pula. Seperti terbit tenggelam benda langit yang diakibatkan oleh gerak rotasi bumi, perubahan tata musim akibat adanya gerak revolusi bumi dan lain sebagainya.
Dewasa ini, begitu banyak literatur yang dapat dijadikan rujukan atau referensi mengenai hal ini. Begitupun dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan penjelasan kembali mengenai pergerakan-pergerakan bumi dan fenomena alam yang ditimbulkannya.

B.            Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.             Bagaimana dan apa saja ragam pergerakan bumi?
2.             Bagaimana pengaruh pergerakan bumi terhadap fenomena alam yang terjadi?



BAB II
PENGARUH PERGERAKAN BUMI TERHADAP FENOMENA ALAM

A.           Ragam Pergerakan Bumi
Dalam perjalanannya, bumi tidaklah diam, melainkan melakukan beragam pergerakan yang kemudian dapat menimbulkan beragam fenomena alam. Sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Adz Dzariyat (51) : 20 mengenai tanda-tandaNya yang terdapat di bumi.
وَفِي الْأَرْضِ آيَاتٌ لِلْمُوقِنِينَ
”Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin.”
Diantaranya terdapat 5 pergerakan yang dilakukan bumi sekaligus, yaitu:
1.             Rotasi
Gerak rotasi adalah gerak bumi mengitari porosnya sendiri. Bumi berotasi dari barat ke timur dengan sekali putaran sebesar 360° ditempuh dalam waktu 23 jam 56 menit 4 detik.
Bukti bahwa bumi berotasi ; ayunan Foucault, percobaan Benzenberg dan Reich.

·                   Ayunan Foucault
Pada tahun 1851, Foucault mengadakan percobaan pendulum (bandul) yang diikatkan (digantungkan) pada puncak bangunan tinggi. Agar bandul yang diayunkan arahnya tetap, maka dipakai patokan bintang spica (bintang tetap). Ternyata setelah diamati, setiap 6 jam bandul mempunyai gerak yang berbeda.[1]
 
·                   Percobaan Benzenberg dan Reich
Benzenberg (1802) mengadakan percobaan dengan menjatuhkan sebuah peluru logam dari puncak menara. Ternyata peluru itu tidak jatuh persis dibawahnya, namun agak melenceng ke arah timur. Hal itu membuktikan bahwa bumi berotasi dari barat ke timur.
Reich (1831) juga melakukan percobaan yang serupa pada sebuah lubang pertambangan, dan ternyata hal yang serupa didapatkan.[2]

2.             Revolusi
Gerak revolusi adalah gerak bumi mengelilingi matahari pada bidang orbitnya. Selama mengelilingi matahari, poros bumi selalu miring membentuk sudut 23,5° terhadap garis yang tegak lurus ekliptika (bidang orbit). Bumi berevolusi dari barat ke timur dengan sekali putaran penuh ditempuh dalam waktu 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik.
Bukti bahwa bumi berevolusi ; gejala paralaksis bintang dan aberasi cahaya bintang.
·                   Gejala paralaksis bintang
Paralaks (beda lihat) bintang adalah pergeseran kedudukan bintang yang dekat ke bumi terhadap latar belakang bintang-bintang yang lebih jauh disebabkan oleh pengamat di bumi mengubah kedudukannya.[3]

·                   Aberasi cahaya bintang
Aberasi cahaya bintang merupakan perpindahan cahaya tampak dari sebuah bintang. Peristiwa aberasi cahaya bintang dapat dianalogikan dengan aberasi tetes air hujan yang menimpa seorang pemakai payung. Ketika orang tersebut diam, maka ia akan mengamati bahwa tetes air hujan jatuh tegak lurus mengenai payung. Tetapi ketika orang tersebut bergerak (berjalan), tetes air hujan akan tampak jatuh miring dan seolah-seolah akan terciprat.

3.             Presesi

Gerak presesi adalah pergerakan poros bumi terhadap bidang ekliptika yang disebabkan oleh gravitasi matahari. Bergerak searah jarum jam terhadap vertikal selama 25.800 tahun.[4]

4.             Nutasi
Gerak nutasi adalah pergerakan poros bumi pada presesi yang bergelombang akibat gravitasi bulan. Tiap gelombang ditempuh selama 18,66 tahun. Gerak nutasi mengakibatkan berubahnya permukaan bumi yang terkena bayang-bayang bulan saat terjadi gerhana matahari.

5.             Apsiden
Gerak apsiden adalah gerak titik aphelium dan perihelium bumi yang bergeser dari timur ke barat. Pereseran ini ditempuh bumi selama 21.000 tahun.[5]

B.            Pengaruh Pergerakan Bumi Terhadap Fenomena Alam yang Terjadi
Berikut akan dijelaskan mengenai pengaruh pergerakan bumi yang hanya mempengaruhi fenomena alam keseharian atau dengan kata lain yang biasa teramati oleh manusia.
1.             Akibat gerak rotasi
·                   Gerak semu harian benda langit
Setiap hari manusia mengamati peredaran benda langit termasuk matahari melintas dari timur ke barat. Pergerakan ini bukan disebabkan oleh pergerakan benda langit tersebut, melainkan disebabkan oleh rotasi bumi yang bergerak dari barat ke timur (berlawanan arah jarum jam).

·                   Pergantian siang dan malam
Firman Allah swt dalam QS. Yunus (10) : 6
إِنَّ فِي اخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَّقُونَ
Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa.
Saat bumi berotasi, belahan bumi yang terkena sinar matahari mengalami siang, sedangkan belahan bumi yang tidak terkena sinar matahari mengalami malam. Begitupun seterusnya selama bumi berotasi.

·                   Pembelokan arah angin
Firman Allah swt dalam QS. Shaad (38) : 36
فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيحَ تَجْرِي بِأَمْرِهِ رُخَاءً حَيْثُ أَصَابَ
“Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya.”
Pergerakan angin di muka bumi tidak semata-mata bergerak searah atau bergerak lurus dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Melainkan berbelok ke arah kanan di belahan bumi utara (BBU) dan ke arah kiri di belahan bumi selatan (BBS) akibat adanya efek gaya Coriolis pada angin yang disebabkan oleh gerak rotasi bumi.
Perubahan pergerakan angin ini kemudian disimpulkan ke dalam sebuah hukum oleh Buys Ballot, yaitu :
                                                          i.              Udara (angin) bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.
                                                        ii.              Di belahan bumi utara angin berbelok ke kanan dan di belahan bumi selatan angin berbelok ke kiri.[6]

2.             Akibat gerak revolusi
·                   Gerak semu tahunan matahari
Gerak semu tahunan matahari merupakan gerak matahari yang seakan-akan berpindah-pindah atau berbolak-balik dari khatulistiwa ke 23,5° LU dan LS setiap tahunnya.

·                   Perubahan lama siang dan malam
QS. Al Hadid (57) : 6
يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَهُوَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi hati.”
Pada ayat ini Allah swt menerangkan bahwa Dia-lah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam sesuai dengan hikmat dan ketentuan yang dikehendakiNya. Kadang-kadang siang lebih panjang dari malam, kadang-kadang malam lebih panjang dari siang serta kadang-kadang sama panjangnya. DijadikanNya musim panas, musim dingin, musim semi dan musim gugur, yang bermanfaat bagi hambaNya, dan sesuai pula dengan rencanaNya. Dia-lah yang mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi sampai kepada benda yang paling kecil dan Dia mengetahui apa yang tergerak dalam hati hambaNya.[7]
Adanya gerak semu tahunan matahari juga berpengaruh kepada lama siang dan malam di muka bumi. Ketika matahari sampai pada tanggal 21 Maret dan 23 September yaitu ketika matahari berada tepat di garis khatulistiwa, semua tempat di bumi mengalami siang dan malam yang sama panjang, 12 jam.
Namun, ketika matahari berada di GBU pada tanggal 21 Juni, bumi belahan utara akan mengalami siang yang lebih panjang daripada malam. Sebaliknya, belahan bumi selatan mengalami siang yang lebih pendek daripada malam. Sedangkan daerah sekitar lingkaran Kutub Utara akan mengalami siang terus menerus karena mendapat sinar matahari selama 24 jam. Dan sebaliknya, daerah lingkaran Kutub Selatan akan mengalami malam terus menerus karena tidak mendapat sinar matahari selama 24 jam.

·                   Pergantian musim
Revolusi bumi dan kemiringan poros bumi terhadap ekliptika mengakibatkan terjadinya pergantian musim sepanjang tahun di daerah iklim sedang.
Belahan bumi secara bergantian condong ke arah matahari atau menjauhi matahari, sehingga menimbulkan 4 musim yang berbeda.

·                   Pasang surut air laut

Pasang surut air laut merupakan peristiwa naik dan turunnya permukaan air laut yang disebabkan oleh gaya gravitasi matahari dan bulan. Namun, karena posisi bulan yang lebih dekat dengan bumi, pengaruh gravitasi bulan jauh lebih berpengaruh terhadap fenomena pasang surut air laut di bumi.
Meski demikian, ketika kedudukan matahari, bumi dan bulan berada dalam satu garis lurus, resultan gaya gravitasi matahari dan bulan menghasilkan pasang air laut lebih tinggi dan surut yang lebih rendah.

·                   Gerhana bulan dan gerhana matahari
Gerak revolusi bumi juga mengakibatkan adanya peristiwa gerhana bulan dan gerhana matahari di muka bumi.
Gerhana bulan terjadi apabila matahari, bumi dan bulan berada dalam satu garis lurus dengan bulan memasuki umbra (bayang-bayang) bumi (oposisi). Sedangkan gerhana matahari terjadi pada waktu matahari, bumi dan bulan berada dalam satu garis lurus dengan bulan membelakangi bumi sehingga sebagian permukaan bumi yang mengalami gerhana mendapat umbra bulan.

3.             Akibat gerak presesi
·                   Perubahan tata musim
Gerak presesi bumi menyebabkan berubahnya tata musim di muka bumi. Apabila gerak presesi telah menempuh setengah lingkaran dari pergerakan satu putaran penuhnya, perubahan tata musim di muka bumi akan sangat terasa. Dengan tata musim saat ini, yaitu belahan bumi utara pada tanggal 22 Desember sampai 21 Maret biasanya mengalami musim dingin, dan belahan bumi selatan akan mengalami musim panas, maka 13.000 tahun yang akan datang, pada kisaran tanggal yang sama, kedua belahan bumi akan mengalami musim sebaliknya.[8]


BAB III
KESIMPULAN

Dalam perjalanannya, bumi tidaklah diam, melainkan melakukan beragam pergerakan yang kemudian dapat menimbulkan beragam fenomena alam. Diantaranya terdapat 5 pergerakan yang dilakukan bumi sekaligus, yaitu rotasi, revolusi, presesi, nutasi dan apsiden.
Pergerakan bumi yang mempengaruhi fenomena alam keseharian atau dengan kata lain yang biasa teramati oleh manusia, diantaranya :
·                                                                  Akibat rotasi      : gerak semu harian benda langit, pergantian siang dan
  malam, pembelokan arah angin.
·                                                                  Akibat revolusi  : gerak semu tahunan matahari, perubahan lama siang dan
malam, pergantian musim, pasang surut air laut, gerhana
bulan dan gerhana matahari.
·                                                                  Akibat presesi    : perubahan tata musim


PENUTUP

            Demikianlah makalah ini kami buat. Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, baik itu dari segi penulisan, gaya bahasa yang kami paparkan atau juga sistematika pengambilan referensi. Seperti pepatah tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritikan yang bersifat membangun serta saran guna memperbaiki dan mengevaluasi makalah ini.
            Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat bagi kami dan bagi semua kalangan pada umumnya. Amin.



DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Erlina. 2011. Pengetahuan Luar Angkasa, Cuaca dan Fenomena Alam. Jogjakarta : Familia.
Becklake, Sue. 2005. Ruang Angkasa. Bandung : Pakar Raya.
Braham, Ian. 2005. Seri Intisari Ilmu : Ruang Angkasa. Jakarta : Erlangga For Kids.
Departemen Agama RI. 1993. Al Quran dan Tafsirnya jilid IX. Semarang : Citra Effhar.
Kanginan, Marthen. 2006. Seribu Pena Fisika SMA jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Kerrod, Robin. Bengkel Ilmu : Astronomi. Jakarta : Esensi.
Marbun. 2004. Ensiklopedia Geografi jilid I. Bogor : Yudhistira.
Mubarok, Hilmi. 2009. Ringkasan Dasar-Dasar Ilmu Falak. Tasikmalaya.
Mubarok, Hilmi. 2011. Ilmu Falak. Tasikmalaya.
Wat, Fiona. 2004. Cuaca dan Iklim. Bandung : Pakar Raya.
Wilkes, Angela. 2003. Ensiklopedia Mini Dunia Kita. Jakarta : Erlangga For Kids.



[2] Ibid.
[3] Marthen Kanginan, Seribu Pena Fisika SMA jilid 2, 2006. Jakarta : Erlangga, hal. 44.
[4] Ibid, hal. 45.
[5] Hilmi Mubarok, Ringkasan Dasar-Dasar Ilmu Falak, 2009. Tasikmalaya.
[6] Op. Cit, hal. 43.
[7] Departemen Agama RI, Al Quran dan Tafsirnya jilid IX, 1993. Semarang : Citra Effhar, hal. 695.
[8] Hilmi Mubarok, Ilmu Falak, 2011. Tasikmalaya. hal. 23.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar