animasi bergerak gif
Gaara

Selasa, 03 September 2013

surat kecil untuk asatidz part. 2

lama gue obrak abrik penyimpanan harta karun berisi tumpukan kertas yg super luar biasa berharga bagi gue-meski mungkin menurut readers itu cuma sbuah tumpukan sampah stadium 4 dan perlu segera dilarikan ke tempat loak terdekat-dan akhirnya gue menemukan secarik kertas!
ya iyalah, kaget kan kalo malah nemu anak kucing di tumpukan kertas.. yg ada juga anak laba-laba kali yaa.. nah lho(?)-.-"

yapz.. readers pasti tau kan postingan gue yg sebelumnya ttg "surat kecil untuk asatidz" yg gue bikin buat semuaa guru2 gue pas mau perpisahan d Muallimin dulu..
nah, itu surat kecil buat semua guru..
selain itu, gue juga bikin surat kecil khusus buat wali kelas gue, kelas IPA 2, yg pada akhirnya d selipin d dalam kotak kado kenang-kenangan kelas IPA 2 buat beliau..

dan, darandandan.. karna surat kecil khusus ini ternyata belum gue posting, jadi, gue posting aja, nih.. hhehe..
oke deh, met baca ya semuaaa, khususnya buat wali kelas IPA 2, bu Neneng Herlina, muachh :* miss u so much.. -> flashback

*
di hari terakhir kami bisa
menatap wajah teduhmu..

bismillahirrahmanirrahim..

ibu.. betapa tak ada kata-kata yang mampu mendeskripsikan kisah kita, kalaupun ada, selembar, dua lembar, seratus lembar pun tak akan cukup, bu..
ibu.. kami bersyukur, Allah telah mengirimkan, menjadikan ibu sebagai malaikat kami di dunia, menjadi bagian dalam episode liku kehidupan kami..
ibu.. awan mendung mungkin saja menggantung hari ini, rintik hujan mungkin saja jatuh dan badai mungkin saja terjadi, tapi, bu.. titik peluh semangatmu mendidik kami membuat kami yakin bahwa kami pasti bisa melalui itu semua. Membuat kami yakin bahwa tak ada yang tak mungkin selama kita memiliki keinginan kuat.. Membuat kami yakin bahwa angka nol pun bisa menjadi seratus.
tapi juga, bu.. terkadang dengan keangkuhan, kekhilafan dan kealpaan kami, kami tak luput menyakitimu.. membuatmu sakit, merasa susah hanya untuk sekedar merebahkan diri di malam hari, membuatmu merasakan malam-malam panjang penuh resah, karena kami..
maaf, bu, maaf..
kami tau, bu, kata "maaf" tidaklah cukup untuk membayar itu semua, tapi ibu begitu tegar dan ikhlas demi bangganya melihat kami yang kemudian kelak banyak mengukir karya disana.. di kemudian hari yang tak lagi bersamamu, bu..

dan, kata "terimakasih" pun juga tak kan cukup untuk membayar itu semua..

dari anak-anakmu, bu..
XII IPA 2
yang selalu menghormatimu
dengan penuh cinta..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar