animasi bergerak gif
Gaara

Kamis, 11 April 2013

Surat Kecil Untuk Asatidz

sudah 4 tahun aku disini, di BIUBS alias Benda Islamic Union Boarding School.. dan layaknya aku sebagai seorang anak didik, ga bisa balas dengan apa-apa, ketika akhirnya aku lulus dan pergi.. hanya terimakasih dan maaf yang terangkai dalam untaian doa..
yang aku pikirkan kemudian adalah, aku HARUS melakukan sesuatu..!! aku harus mengungkapkan perasaanku, betapa aku MENYAYANGI ustadz-ustadzahku, betapa aku MENGHORMATI dan MENGHARGAI setiap peluh jerih payahmu..
dan payahnya aku.. aku kurang bisa mengungkapkannya secara langsung dengan lisan, dan aku berpikir betapa tak berkesannya bila hanya kata-kata itu mengalir begitu saja melalui lisan..
maka akhirnya, di suatu sore yang mendung di bulan Maret, aku mulai menggoreskan deretan kata-kata buah pikir dan ketulusan hatiku, untukmu, ustadz-ustadzahku..
kemudian lama ku pendam surat ini, mencari waktu dan meikirkan cara yang tepat.. entah mungkin akhirnya pada tanggal 9 april 2013, engkau menemukan secarik kertas yang dilipat di atas mejamu.. ketika kau buka, maka itulah suratku..
aku tak tau, apakah saat itu, adalah waktu yang tepat atau bukan.. hanya engkau dan Allah yang tau..
*maaf bila engkau jadi bertanya-tanya siapa pengirim surat itu.. karena aku merahasiakannya.. aku terlalu malu untuk menuliskan namaku secara terang-terangan.. tapi, ketika ada salah seorang darimu, ustadz-ustadzahku, menebak siapa pengirim surat itu, atau mungkin engkau benar-benar tau siapa pengirim surat itu, aku sangat bahagia, aku sungguh menangis terharu.. iya, itu AKU, ustadz-ustadzahku..
seorang hamba Allah yang selalu mengharap ridhaNya, berharap di setiap liku kehidupanku selalu berada dalam keridhaanNya.. anandamu, "Laksmiyanti Annake Harijadi Noor (Keke)"

di suatu senja penuh gumpalan kapas kelabu menggantung
di atap bumi..
@ bulan Maret 2013

bismillahirrahmanirrahim..
kaifa haluk ustadz-ustadzahku..?
disini ku kan selalu mendoakanmu, agar engkau selalu berada dalam naungan rahmat-rahim Allah..
kaifa haluk ustadz-ustadzahku..?
aku tak tau bagaimana keadaanmu di kala engkau menerima dan membaca deretan kata di atas kertas ini..
namun, satu hal, ustadz-ustadzahku, aku akan berterimakasih karena engkau telah meluangkan waktu berhargamu untuk membacanya.

shobahul khoir, ustadz-ustadzahku..
di kala fajar mulai menghempaskan diri, di kala tetesan demi tetesan embun memenuhi dedaunan dan di kala wewangian basah tanah menyeruak menyapaku, aku tau, pagi ini harus kusambut dengan senyum penuh kebahagiaan dan kesyukuran..
karena aku tau, pagi ini merupakan awal ku sambut hangat tatapan lembut darimu, ustadz-ustadzahku..
tatapan seorang guru kepada anak didiknya, yang penuh kesabaran dan perhatian, yang bahkan terkadang menyerupai tatapan orangtua ku yang jauh disana..
dan aku pun harus mempersiapkan diri, menerima pengajaranmu, menerima untaian kalimat-kalimat syarat makna darimu, yang kelak tentu kan berguna dalam liku kehidupan yang terbentang di hadapanku..

naharukas sa'id, ustadz-ustadzahku..
di kala mentari semakin tinggi di siang ini, engkau masih setia mengorbankan diri, menggesekkan telapak kakimu di gersang dan panasnya jalanan, demi aku..
demi memenuhi besarnya rasa tanggungjawabmu, dan aku tau, siang ini, harusnya aku hargai dan hormati peluhmu, dan siang ini, harusnya aku sadar betul tugasku sebagai anak didikmu yang butuh akan pengajaran dan bimbinganmu, tapi, terkadang aku mengecewakanmu, ustadz-ustadzahku..
terkadang aku terlalu sombong, keras atau merasa jenuh, hingga engkau aku abaikan..
maafkan aku, ustadz.. maafkan aku, ustadzah..

lailatukas sa'idah, ustadz-ustadzahku..
malam mulai datang menyelimuti, ustadz-ustadzahku..
sinar mentari perlahan mulai meredup, mentari telah saatnya untuk turun, berganti rembulan dan gemintang menghias langit hitam. namun, ustadz-ustadzahku, mentari tak menangis sedih ketika malam menyelimuti, rembulan dan gemintang pun tak terbahak riang akan turunnya mentari..
biarpun malam menjadi isyarat akan adanya perpisahan, biarpun malam menjadi isyarat akan habisnya waktuku denganmu, ilmu yang telah engkau beri tak akan pernah habis, ilmu yang telah engkau beri tak akan mengenal kata perpisahan, ustadz-ustadzahku..
ilmu yang engkau beri akan selalu terpatri, tersimpan rapat untuk esok di lain hari dimana aku tak lagi bersamamu..
terimakasih, ustadz-ustadzahku.. terimakasih..
maaf, ustadz-ustadzahku.. maaf.. maafkan aku..
hanya doa yang akan terus mengalir, terurai dari hati, semoga kelak aku dapat bertemu denganmu kembali dalam kedamaian abadi..

*hamba Allah yang selalu mengaharap ridhaNya..

1 komentar:

  1. menyaksikan kalian tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa dan berkontribusi memberikan manfaat kepada sesama, membuat kami puas, bangga dan tentunya berbahagia, begitupun juga engkau anakku.... semoga menjadi manusia yang bermanfaat dunia akherat.... menjadi generasi yang sholeh dan sholehah, lanjutkan menulis!

    BalasHapus