animasi bergerak gif
Gaara

Jumat, 15 Maret 2013

cahaya bintang yang hilang

Ku pandang langit, penuh bintang bertaburan..
Berkelap-kelip, seumpama intan berlian..
Tampak sebuah lebih terang cahayanya..
Itulah bintang ku, bintang kejora yang indah selalu..

Masih ingat lirik lagu di atas? Ya! Tepat sekali.
Itu lagu masa kanak-kanak kita; "Bintang Kejora". Selintas, lagu Bintang Kejora hanya sebuah lagu penghibur anak-anak di malam hari.
Tapi, tahukah kamu, makna tersirat dari lagu itu?
coba, bayangkan bila anak-anak tak pernah melihat bintang di malam hari, mungkin lagu Bintang Kejora tak akan pernah ada. Itulah kenyataan yang sedang terjadi dewasa ini. Kita yang sekarang, bisa disebut 'anak-anak' yang tak melihat bintang. Nah, lho? Mengapa demikian?
Lazimnya, di malam hari, kita bisa melihat milyaran bintang bertaburan bagai mesis di atas roti. Tapi, itu terjadi jika langit malam berwarna hitam bersih atau bisa dikatakan ketika langit malam cerah.
Miris bagi kita yang hidup di bumi 'zaman modernisasi' sekarang. Kepadatan yang terjadi, terutama di kota-kota, pembangunan-pembangunan yang terus dilakukan membawa dampak buruk bagi langit malam kita.
Langit malam tak lagi berwarna hitam bersih. Lampu-lampu bangunan, jalan raya, kendaraan dan lain sebagainya menghambur ke langit. Akibatnya, langit malam terkena polusi cahaya, menjadikannya berwarna kekuning-kuningan. Dan yang pasti, menutup gemerlapnya cahaya bintang.
Berbicara mengenai polusi, kita semua mengetahui sama sekali tak ada dampak positif yang dihasilkan. Dari berbagai macam jenis polusi, polusi cahayalah yang paling tak disadari dampaknya. Masih banyak orang yang terkesan acuh dengan fenomena langit malam yang tak lagi bersih. Mereka tidak menyadari kalau mereka telah kehilangan sesuatu. Cahaya Bintang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar