Senin (31/3), boleh jadi merupakan
tanggal “merah” pertanda peringatan Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1936) bagi
umat Hindu. Namun, di tanggal yang sama, “nyepi” tidak berlaku bagi
mahasiswa Ilmu Falak semester 2 program reguler IAIN Walisongo. Melalui program
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Falak, mahasiswa tergabung dalam satu tim
untuk melaksanakan Rukyatul Hilal Awal Bulan Jumadil Akhir 1435 H di Pantai
Kartini Jepara.
Dilengkapi dengan alat-alat
pendukung pelaksanaan rukyah, seperti teleskop dan theodolit, rombongan tim
yang berjumlah 28 orang peserta beserta 3 orang pendamping, berangkat dari
kampus hijau IAIN Walisongo sekitar pukul 10.00 WIB menggunakan bus kampus.
Dalam perjalanan menuju lokasi, rombongan tim sempat terhambat oleh macet di
daerah Mijen, Kabupaten Demak dan Welahan, Kabupaten Jepara, karena jalan
rusak. Namun, hal itu tidak menyurutkan semangat rombongan untuk terus
melanjutkan perjalanan, bahkan menyempatkan bertandang ke Makam Sunan Kalijaga
untuk ziarah.
Sesampainya di lokasi, sekitar pukul
14.30 WIB, rombongan tim sejenak berbenah diri, menyetorkan hati keharibaan
sang Ilahi di masjid Pantai Kartini. Berharap agar hilal sore ini mau men-show
up dirinya. Di lokasi “eksekusi”—anjungan dekat patung kura-kura, rombongan
tim ternyata tidak sendiri dalam melaksanakan rukyah. Terdapat 2 rombongan tim
lain yang ikut meramaikan kegiatan rukyah, berasal dari para siswa kelas XI
Ponpes Muhammadiyah Lemah Gunung, Kudus dan Divisi Rukyah Misbah Al-Huda
Jepara.
Berdasarkan data hilal yang telah
dirumuskan oleh Tim Ahli, ketinggian hilal awal bulan Jumadil Akhir 1435 H pada
saat ghurub, pukul 17:41:10 WIB
sudah memenuhi kriteria imkanur rukyah, yaitu sampai 06° 13' 23,68", sehingga bisa sangat dimungkinkan hilal terlihat. Terlebih lagi
nilai elongasi—yang mempengaruhi ketebalan hilal—cukup bagus, yaitu 08° 40' 56,92". Namun, faktor alam di suatu tempat juga dapat mempengaruhi
terlihat atau tidaknya hilal, seperti yang terjadi dalam kegiatan rukyah ini,
sangat disayangkan hilal tidak terlihat karena terhalang awan tebal dengan
ketinggian sampai 5° di atas ufuk.
Kendati demikian, kegiatan ini
dinilai positif dan sangat diapresiasi oleh banyak pihak. Meskipun tim perukyah
terbilang masih “muda”—mahasiswa semester 2—namun, semangat untuk melaksanakan
rukyah sangat tinggi. Penguasaan teknik merukyah dan pemasangan alat-alat pun
dinilai cukup bagus oleh M. Syauqi Nahwandi, mahasiswa Ilmu Falak angkatan 2009, selaku pembimbing kegiatan rukyah
ini.
Mari hidupkan semangat menghidupkan
ilmu Falak..!
Annake Harijadi Noor (Mahasiswa Ilmu Falak semester 2 program
reguler IAIN Walisongo, Anggota Dep. PSDM HMJ Ilmu Falak IAIN Walisongo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar