FENOMENA ALAM YANG TERJADI SEBAGAI
KONSEKUENSI PERGERAKAN BUMI
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Astronomi I
Dosen Pengampu : DR. Rupi’I Amri, M.Ag
Oleh :
Laksmiyanti Annake Harijadi Noor
NIM : 132611003
PROGRAM STUDI ILMU FALAK
FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda
dan berbagai peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Fenomena alam yang terjadi terutama di atas
permukaan bumi tempat manusia tinggal, pada mulanya menimbulkan berbagai
pertanyaan yang kemudian mendorong manusia untuk menyingkapnya. Pemikiran-pemikiran bermunculan mulai dari pemikiran sangat
sederhana hingga pemikiran kompleks, akibat zaman yang semakin berkembang.
Setelah sedemikian panjang proses pencarian dan penyingkapan, diketahuilah
bahwa fenomena alam yang terjadi di bumi merupakan konsekuensi dari pergerakan
bumi itu sendiri. Beragam pergerakan bumi mengakibatkan
beragam fenomena alam pula. Seperti terbit tenggelam benda langit yang diakibatkan
oleh gerak rotasi bumi, perubahan tata musim akibat adanya gerak revolusi bumi dan
lain sebagainya.
Dewasa ini,
begitu banyak literatur yang dapat dijadikan rujukan atau referensi mengenai
hal ini. Begitupun dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan
penjelasan kembali mengenai pergerakan-pergerakan bumi dan fenomena alam yang ditimbulkannya.
B.
Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana dan apa saja ragam pergerakan bumi?
2.
Bagaimana pengaruh pergerakan bumi terhadap fenomena
alam yang terjadi?
BAB II
PENGARUH
PERGERAKAN BUMI TERHADAP FENOMENA ALAM
A.
Ragam Pergerakan Bumi
Dalam perjalanannya, bumi
tidaklah diam, melainkan melakukan beragam pergerakan yang kemudian dapat
menimbulkan beragam fenomena alam. Sebagaimana firman Allah swt dalam QS. Adz
Dzariyat (51) : 20 mengenai tanda-tandaNya yang terdapat di bumi.
وَفِي الْأَرْضِ آيَاتٌ لِلْمُوقِنِينَ
”Dan di
bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin.”
Diantaranya terdapat 5
pergerakan yang dilakukan bumi sekaligus, yaitu:
1.
Rotasi
Gerak rotasi adalah gerak bumi mengitari porosnya
sendiri. Bumi berotasi dari barat ke timur dengan sekali putaran sebesar 360° ditempuh dalam waktu 23 jam 56 menit 4 detik.
Bukti bahwa bumi berotasi ; ayunan Foucault, percobaan
Benzenberg dan Reich.
·
Ayunan
Foucault
Pada
tahun 1851, Foucault mengadakan percobaan pendulum (bandul) yang diikatkan (digantungkan) pada puncak bangunan tinggi. Agar
bandul yang diayunkan arahnya tetap, maka dipakai patokan bintang spica
(bintang tetap). Ternyata setelah
diamati, setiap 6 jam bandul mempunyai gerak yang berbeda.[1]
·
Percobaan
Benzenberg dan Reich
Benzenberg
(1802) mengadakan percobaan dengan menjatuhkan sebuah peluru logam dari puncak
menara. Ternyata peluru itu tidak jatuh persis dibawahnya, namun agak melenceng
ke arah timur. Hal itu membuktikan
bahwa bumi berotasi dari barat ke timur.
Reich
(1831) juga melakukan percobaan yang serupa pada sebuah lubang pertambangan,
dan ternyata hal yang serupa didapatkan.[2]
2.
Revolusi
Gerak revolusi adalah gerak bumi mengelilingi matahari
pada bidang orbitnya. Selama mengelilingi matahari, poros bumi selalu miring
membentuk sudut 23,5° terhadap garis yang tegak lurus ekliptika (bidang orbit).
Bumi berevolusi dari barat ke timur dengan sekali putaran penuh ditempuh dalam
waktu 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik.
Bukti bahwa bumi berevolusi ; gejala paralaksis
bintang dan aberasi cahaya bintang.
·
Gejala
paralaksis bintang
Paralaks (beda lihat) bintang adalah pergeseran
kedudukan bintang yang dekat ke bumi terhadap latar belakang bintang-bintang
yang lebih jauh disebabkan oleh pengamat di bumi mengubah kedudukannya.[3]
·
Aberasi cahaya bintang
Aberasi cahaya bintang merupakan perpindahan cahaya
tampak dari sebuah bintang. Peristiwa aberasi cahaya bintang dapat dianalogikan
dengan aberasi tetes air hujan yang menimpa seorang pemakai payung. Ketika
orang tersebut diam, maka ia akan mengamati bahwa tetes air hujan jatuh tegak
lurus mengenai payung. Tetapi ketika orang tersebut bergerak (berjalan), tetes
air hujan akan tampak jatuh miring dan seolah-seolah akan terciprat.
3.
Presesi
Gerak presesi adalah pergerakan poros bumi terhadap
bidang ekliptika yang disebabkan oleh gravitasi matahari. Bergerak searah jarum
jam terhadap vertikal selama 25.800 tahun.[4]
4.
Nutasi
Gerak nutasi adalah pergerakan poros bumi pada presesi
yang bergelombang akibat gravitasi bulan. Tiap gelombang ditempuh selama 18,66
tahun. Gerak nutasi mengakibatkan berubahnya permukaan bumi yang terkena
bayang-bayang bulan saat terjadi gerhana matahari.
5.
Apsiden
Gerak apsiden adalah gerak titik aphelium dan
perihelium bumi yang bergeser dari timur ke barat. Pereseran ini ditempuh bumi
selama 21.000 tahun.[5]
B.
Pengaruh Pergerakan Bumi Terhadap Fenomena Alam yang
Terjadi
Berikut
akan dijelaskan mengenai pengaruh pergerakan bumi yang hanya mempengaruhi
fenomena alam keseharian atau dengan kata lain yang biasa teramati oleh
manusia.
1.
Akibat gerak rotasi
·
Gerak semu
harian benda langit
Setiap
hari manusia mengamati peredaran benda langit termasuk matahari melintas dari
timur ke barat. Pergerakan ini bukan disebabkan oleh pergerakan benda langit
tersebut, melainkan disebabkan oleh rotasi bumi yang bergerak dari barat ke
timur (berlawanan arah jarum jam).
·
Pergantian
siang dan malam
Firman Allah swt
dalam QS. Yunus (10) : 6
إِنَّ فِي اخْتِلَافِ اللَّيْلِ
وَالنَّهَارِ وَمَا خَلَقَ اللَّهُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَآيَاتٍ
لِقَوْمٍ يَتَّقُونَ
“Sesungguhnya
pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di
langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi
orang-orang yang bertakwa.”
Saat
bumi berotasi, belahan bumi yang terkena sinar matahari mengalami siang,
sedangkan belahan bumi yang tidak terkena sinar matahari mengalami malam.
Begitupun seterusnya selama bumi berotasi.
·
Pembelokan arah angin
Firman Allah swt
dalam QS. Shaad (38) : 36
فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيحَ تَجْرِي بِأَمْرِهِ رُخَاءً حَيْثُ أَصَابَ
“Kemudian Kami tundukkan kepadanya
angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya.”
Pergerakan
angin di muka bumi tidak semata-mata bergerak searah atau bergerak lurus dari
daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Melainkan berbelok ke
arah kanan di belahan bumi utara (BBU) dan ke arah kiri di belahan bumi selatan
(BBS) akibat adanya efek gaya Coriolis pada angin yang disebabkan oleh gerak
rotasi bumi.
Perubahan
pergerakan angin ini kemudian disimpulkan ke dalam sebuah hukum oleh Buys
Ballot, yaitu :
i.
Udara (angin) bergerak dari daerah bertekanan tinggi ke
daerah bertekanan rendah.
ii.
Di belahan bumi utara angin berbelok ke kanan dan di
belahan bumi selatan angin berbelok ke kiri.[6]
2.
Akibat gerak revolusi
·
Gerak semu
tahunan matahari
Gerak
semu tahunan matahari merupakan gerak matahari yang seakan-akan
berpindah-pindah atau berbolak-balik dari khatulistiwa ke 23,5° LU dan LS
setiap tahunnya.
·
Perubahan lama
siang dan malam
QS. Al Hadid (57) :
6
يُولِجُ
اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَهُوَ عَلِيمٌ
بِذَاتِ الصُّدُورِ
“Dia
memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam. Dan Dia
Maha Mengetahui segala isi hati.”
Pada ayat ini Allah swt
menerangkan bahwa Dia-lah yang memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan
siang ke dalam malam sesuai dengan hikmat dan ketentuan yang dikehendakiNya. Kadang-kadang siang lebih panjang
dari malam, kadang-kadang malam lebih panjang dari siang serta kadang-kadang
sama panjangnya. DijadikanNya musim panas, musim dingin, musim semi dan musim
gugur, yang bermanfaat bagi hambaNya, dan sesuai pula dengan rencanaNya.
Dia-lah yang mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi sampai kepada benda
yang paling kecil dan Dia mengetahui apa yang tergerak dalam hati hambaNya.[7]
Adanya
gerak semu tahunan matahari juga berpengaruh kepada lama siang dan malam di
muka bumi. Ketika matahari sampai pada tanggal 21 Maret dan 23 September yaitu
ketika matahari berada tepat di garis khatulistiwa, semua tempat di bumi
mengalami siang dan malam yang sama panjang, 12 jam.
Namun,
ketika matahari berada di GBU pada tanggal 21 Juni, bumi belahan utara akan
mengalami siang yang lebih panjang daripada malam. Sebaliknya, belahan bumi selatan
mengalami siang yang lebih pendek daripada malam. Sedangkan daerah sekitar
lingkaran Kutub Utara akan mengalami siang terus menerus karena mendapat sinar
matahari selama 24 jam. Dan sebaliknya, daerah lingkaran Kutub Selatan akan
mengalami malam terus menerus karena tidak mendapat sinar matahari selama 24
jam.
·
Pergantian
musim
Revolusi
bumi dan kemiringan poros bumi terhadap ekliptika mengakibatkan terjadinya
pergantian musim sepanjang tahun di daerah iklim sedang.
Belahan
bumi secara bergantian condong ke arah matahari atau menjauhi matahari,
sehingga menimbulkan 4 musim yang berbeda.
·
Pasang surut
air laut
Pasang
surut air laut merupakan peristiwa naik dan turunnya permukaan air laut yang
disebabkan oleh gaya gravitasi matahari dan bulan. Namun, karena posisi bulan
yang lebih dekat dengan bumi, pengaruh gravitasi bulan jauh lebih berpengaruh
terhadap fenomena pasang surut air laut di bumi.
Meski
demikian, ketika kedudukan matahari, bumi dan bulan berada dalam satu garis
lurus, resultan gaya gravitasi matahari dan bulan menghasilkan pasang air laut
lebih tinggi dan surut yang lebih rendah.
·
Gerhana bulan
dan gerhana matahari
Gerak
revolusi bumi juga mengakibatkan adanya peristiwa gerhana bulan dan gerhana
matahari di muka bumi.
Gerhana
bulan terjadi apabila matahari, bumi dan bulan berada dalam satu garis lurus
dengan bulan memasuki umbra (bayang-bayang) bumi (oposisi). Sedangkan gerhana
matahari terjadi pada waktu matahari, bumi dan bulan berada dalam satu garis
lurus dengan bulan membelakangi bumi sehingga sebagian permukaan bumi yang
mengalami gerhana mendapat umbra bulan.
3.
Akibat gerak presesi
·
Perubahan tata
musim
Gerak
presesi bumi menyebabkan berubahnya tata musim di muka bumi. Apabila gerak
presesi telah menempuh setengah lingkaran dari pergerakan satu putaran
penuhnya, perubahan tata musim di muka bumi akan sangat terasa. Dengan tata
musim saat ini, yaitu belahan bumi utara pada tanggal 22 Desember sampai 21
Maret biasanya mengalami musim dingin, dan belahan bumi selatan akan mengalami
musim panas, maka 13.000 tahun yang akan datang, pada kisaran tanggal yang
sama, kedua belahan bumi akan mengalami musim sebaliknya.[8]
BAB III
KESIMPULAN
Dalam
perjalanannya, bumi tidaklah diam, melainkan melakukan beragam pergerakan yang
kemudian dapat menimbulkan beragam fenomena alam. Diantaranya terdapat 5
pergerakan yang dilakukan bumi sekaligus, yaitu rotasi, revolusi, presesi,
nutasi dan apsiden.
Pergerakan
bumi yang mempengaruhi fenomena alam keseharian atau dengan kata lain yang
biasa teramati oleh manusia, diantaranya :
·
Akibat rotasi : gerak semu harian benda langit,
pergantian siang dan
malam, pembelokan
arah angin.
·
Akibat revolusi : gerak semu tahunan matahari, perubahan lama
siang dan
malam, pergantian musim, pasang surut air laut, gerhana
bulan dan gerhana matahari.
·
Akibat presesi : perubahan tata musim
PENUTUP
Demikianlah makalah ini kami buat. Kami menyadari bahwa
makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, baik itu dari segi penulisan, gaya
bahasa yang kami paparkan atau juga sistematika pengambilan referensi. Seperti
pepatah tak ada gading yang tak retak. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritikan yang bersifat membangun serta saran guna memperbaiki dan
mengevaluasi makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat
bagi kami dan bagi semua kalangan pada umumnya. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Erlina. 2011. Pengetahuan Luar Angkasa,
Cuaca dan Fenomena Alam. Jogjakarta : Familia.
Becklake, Sue. 2005. Ruang Angkasa.
Bandung : Pakar Raya.
Braham, Ian. 2005. Seri Intisari Ilmu :
Ruang Angkasa. Jakarta : Erlangga For Kids.
Departemen Agama RI. 1993. Al Quran dan
Tafsirnya jilid IX. Semarang : Citra Effhar.
Kanginan, Marthen. 2006. Seribu Pena Fisika
SMA jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Kerrod, Robin. Bengkel Ilmu : Astronomi.
Jakarta : Esensi.
Marbun. 2004. Ensiklopedia Geografi jilid I.
Bogor : Yudhistira.
Mubarok, Hilmi. 2009. Ringkasan Dasar-Dasar
Ilmu Falak. Tasikmalaya.
Mubarok, Hilmi. 2011. Ilmu Falak.
Tasikmalaya.
Wat, Fiona. 2004. Cuaca dan Iklim.
Bandung : Pakar Raya.
Wilkes, Angela. 2003. Ensiklopedia Mini
Dunia Kita. Jakarta : Erlangga For Kids.
[2] Ibid.
[3] Marthen Kanginan, Seribu Pena Fisika SMA jilid 2, 2006.
Jakarta : Erlangga, hal. 44.
[4] Ibid, hal. 45.
[5] Hilmi Mubarok, Ringkasan Dasar-Dasar Ilmu Falak, 2009.
Tasikmalaya.
[6] Op. Cit, hal. 43.
[7] Departemen Agama RI, Al Quran dan Tafsirnya jilid IX, 1993.
Semarang : Citra Effhar, hal. 695.
[8] Hilmi Mubarok, Ilmu Falak, 2011. Tasikmalaya. hal. 23.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar