udah lama ya fren, gue ga nongol d blog gue.. udah kuangen buanget rasanya.. hhehe #alay
hheum.. kemaren gue abis ikut satu event lomba nulis gitu fren.. plus presentasiin apa yg kita tulis itu.. en, ini lah tulisan gue.. *jengjreng.. sayangnya gue blum rejekinya dapet juara, fren.. never mind, keep smile :)
hheum.. kemaren gue abis ikut satu event lomba nulis gitu fren.. plus presentasiin apa yg kita tulis itu.. en, ini lah tulisan gue.. *jengjreng.. sayangnya gue blum rejekinya dapet juara, fren.. never mind, keep smile :)
Tema : Budaya
dan Teknologi
Berkah dalam Air
Sejak
kedatangannya ke Indonesia pada abad ke-13, Islam telah membawa sejuta
kemilaunya kepada pribumi Indonesia, setelah sebelumnya kebudayaan telah
berakulturasi begitu kompleks dari sejak zaman animisme-dinamisme hingga
Hindu-Budha.
Melalui
inovasi dan kreatifitas para penyebarnya, Islam dapat dengan mudah diterima di
semua kalangan pribumi Indonesia. Kebudayaan-kebudayaan yang telah ada kembali
di revisi dengan tanpa membuangnya secara mentah-mentah dan dikenalkan sebagai
sebuah kebudayaan baru yang lahir dengan corak Islami. Berbagai ragam
kebudayaan yang ada di Indonesia dewasa ini, bisa jadi merupakan buah dari
proses akulturasi terdahulu yang telah berkembang.
Diantara
kebudayaan-kebudayaan yang ada, mungkin memang sebagian besar mengandung
berbagai nilai-nilai tersendiri yang dihubungkan dengan hal-hal mistik atau
yang berkaitan dengan spiritualitas. Namun, ada juga kebudayaan yang lagaknya
bila dikaji akan menimbulkan sebuah paradigma baru yang dapat mengubah cara
pandang seseorang terhadap nilai dari kebudayaan itu sendiri.
Dewasa
ini, di era globalisasi, semakin majunya peradaban dimana teknologi semakin
berkembang, bukan hal yang mustahil menemukan sebuah hal baru dari hal-hal yang
pada awalnya dianggap sebagai hal biasa atau sebagai ‘tradisi’ semata. Banyak
kajian-kajian keilmiahan yang kian gencar mengenai kebudayaan. Entah itu
kebudayaan yang menyangkut suatu lingkup sosial kemasyarakatan atau bahkan
kebudayaan yang ada dalam suatu agama, dalam hal ini agama Islam yang
berkembang di Indonesia.
Sebagai
contoh, dalam masyarakat Jawa, ada sebuah ‘tradisi’ bahwa di setiap acara-acara
yang di dalamnya terdapat doa-doa, dzikir, pembacaan ayat suci al-Quran atau
shalawat, para hadirin dianjurkan untuk membawa air minum. Sekilas bila kita
tidak meniliknya, tentu itu hanya akan menjadi sebuah fenomena biasa dimana
paradigma yang terlanjur berkembang adalah “sudah adatnya begitu” atau “sudah
dari sananya begitu”. Mungkin jawaban yang agaknya sudah bisa diterima akal
adalah bahwa air yang dibawa—yang dibacakan doa-doa, dzikir, pembacaan ayat
suci al-Quran atau shalawat—dipercaya telah berubah menjadi air yang penuh
berkah. Dan bila kemudian diminum, air tersebut tentu akan membawa keberkahan
bagi peminumnya.
Tradisi
ini tentu tidak terlepas dari akulturasi kebudayaan sebagaimana dijelaskan di
awal. Dari beragam literatur, kepercayaan di zaman animisme-dinamisme hingga
Hindu-Budha di Indonesia mengatakan bahwa peranan air dalam upacara-upacara
keagamaan tidak bisa dilepaskan karena air merupakan lambang kesucian,
kesejukan dan keberkahan. Dari pembacaan doa-doa, jampi-jampi atau mantra dalam
upacara keagamaan, air atau berbagai jenis sesaji yang dibawa dipercaya akan
mendatangkan keberkahan bagi orang yang meminum air tersebut atau memakan
makanan-makanan sesaji.
Terlepas
dari tradisi membawa air minum dalam upacara keagamaan sebelum Islam, Islam
sendiri sebenarnya telah mengajarkan perihal keberkahan air minum yang
didalamnya mengandung doa-doa. Islam telah mengajarkan bagaimana urgensi
membaca doa sebelum melakukan segala aktivitas termasuk minum. Nabi Muhammad
saw, sang pembawa risalah pun dengan sangat baik telah memberi teladan mengenai
adab dalam hal ini khususnya ketika minum. Sehingga, dalam perkembangannya, proses
akulturasi kebudayaan benar-benar hanya merevisi pada bagian corak keislaman
yang diutamakan dengan upaya tidak menyimpang dari syariat.
Tidak
benar anggapan bahwa meminum air yang sudah diberi doa-doa dengan harapan agar
disembuhkan dari penyakit atau dijauhkan dari bencana merupakan suatu hal yang
musyrik. Justru doa-doa dan keberkahan atau energi positif yang ada dalam air
yang diminum bisa menjadi perantara yang ampuh, tentu dengan izin dan kuasa
Allah swt.
Terlebih
dunia dikejutkan oleh sebuah penelitian Dr. Masaru Emoto, seorang peneliti dari
Hado Institute di Tokyo, Jepang, bersama seorang sahabatnya, Kazuya Ishibashi
(seorang ilmuwan ahli mikroskop), pada tahun 2003 mengungkapkan bahwa air
memiliki sifat seperti pita magnetik yang bisa merekam pesan.
Penelitiannya
menunjukkan bahwa molekul air yang mendapat perlakuan berbeda, akan menunjukkan
reaksi yang berbeda pula. Air yang didoakan atau diberikan kata-kata positif,
akan membentuk molekul kristal air yang indah ketika air tersebut dibekukan pada
suhu -25° Celcius dan dipotret dengan
mikroskop elektron dengan kamera kecepatan tinggi. Sebaliknya, bila air
diberikan kata-kata negatif, molekul kristal air akan hancur atau membentuk
molekul air yang aneh dan cenderung tidak berbentuk.
Penelitian
ini sekaligus membuktikan bahwa doa atau perkataan yang baik mampu merubah air
menjadi sesuatu yang baik bagi tubuh dan menyadarkan kepada kita bahwa
perkataan yang tidak baik mampu mengalirkan energi negatif yang merubah sesuatu
menjadi tidak baik. Hal ini pun menunjukkan adanya keharmonisan antara
kebudayaan dalam hal ini kebudayaan dalam Islam yang pada mulanya telah terjadi
pengakulturasian dengan kebudayaan-kebudayaan sebelumnya, dengan teknologi yang
telah berkembang dewasa ini.
Pesatnya
perkembangan teknologi semakin mampu mengungkap aspek keilmiahan dalam sebuah
kebudayaan, baik kebudayaan yang menyangkut suatu lingkup sosial kemasyarakatan
atau bahkan kebudayaan yang ada dalam suatu agama, dalam hal ini agama Islam
yang berkembang di Indonesia. Melalui teknologi, paradigma mengenai sebuah
tradisi tidak akan sempit atau dengan kata lain hanya memandang sebagai sebuah
tradisi semata, melainkan sebaliknya, akan menjadi lebih luas.
Laksmiyanti Annake Harijadi Noor (Keke).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar